Terakhir, saya bertemu beliau di Makkah. Sama-sama umroh. Banyak tahun lalu.
Belakangan beliau sangat religius --namanya pun diubah menjadi Salim Haji Said --diambil dari nama almarhum Haji Said, ayahnya, dari Pare-Pare, Sulsel.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Jauh Mbaru Niang, Rumah Adat Masyarakat Wae Rebo Warisan Leluhur
Kami pun selalu bersama di Makkah. Saya mengenang masa-masa jadi wartawan magang di TEMPO.
Beliau begitu urakan, khas seniman, bicaranya berapi-api, lucu dan tengil. Rasanya di masa mudanya ia tidak terlalu percaya Tuhan.
Kini tinggal sedikit senior saya para pendiri TEMPO: Gunawan Mohamad masih sehat di usianya yang 84 tahun.
Fikri Jufri sudah selalu di tempat tidur.
BACA JUGA:Lebih dari Sekedar Camping, Nikmati Wahana Seru di Tengah Alam Embun Lawu!
Lukman Setiawan sudah lupa siapa saja.
Mungkin masih ada satu wanita ini: Toeti Kakiailatu.
Dan yang masih paling sehat tinggal Pak Haryono Trisnadi, di usia hampir 100 tahunnya.
BACA JUGA:Menikmati Lezatnya Lahat, 5 Makanan Khas yang Wajib Dicoba
"Dahlan," ujar Prof Salim Haji Said di dalam bus di Makkah, "semua teman lama saya, semuuuuaaa, saya doakan satu-persatu di dekat Kabah, kecuali satu".
Mungkin belakangan ia sudah mendoakannya dalam salatnya menjelang ajalnya.(Dahlan Iskan)