BACA JUGA:5 Rekomendasi Platform Toko Online Crypto, Salahsatunya Exchange Cryptocurrency
Giliran saya pun tiba. Tidak sampai 5 menit di loket imigrasi. Tidak pakai periksa sidik jari dan jempol. Hanya satu pertanyaan: akan berapa lama tinggal di Amerika.
"Sudah beres," tulis saya ke WA Lia.
"Semoga antre ambil bagasinya cepat," jawab Lia.
"Saya tidak punya bagasi. Bisa langsung keluar".
BACA JUGA:Tak Ada Bek MLS yang Berani Senggol Messi!
Saya memang hanya menyeret tas kecil. Ini memasuki musim panas. Tidak perlu banyak bawa baju tebal. Hanya bawa satu oleh-oleh kopi Gayo Aceh untuk John Mohn.
Dari jauh saya lihat Lia. Dia bawa tentengan tas kresek besar. Saya lambaikan tangan. Dia juga melambai. Setelah pelukan selamat datang dia menyerahkan tas kresek itu.
"Ini makan malam Anda," kata Lia.
"Kok banyak sekali?"
BACA JUGA:Langganan Dijebol Haaland dan Alvarez
"James yang masak".
" Hah? James masak?"
"Selalu".
Lia sudah pilihkan saya hotel dekat rumahnyi. Hanya sepelemparan roti keras. Di kamar, saya buka tas kresek itu. Ampuuuuun. Isinya banyak sekali. Masakan Indonesia semua!
BACA JUGA:Kisah Pilu Fat Cat – Kekasihnya Matrealias