PAGARALAMPOS.CO- Berdasarkan data studi gabungan milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Institut Guttmacher, satu dari empat kehamilan di dunia setiap tahunnya berakhir dengan aborsi.
Angka aborsi di Tanah Air sendiri pun masih terbilang cukup tinggi.
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mencatat kasus aborsi di Indonesia bisa mencapai 2,4 juta per tahun.
BACA JUGA:5 Kandungan Serat Tinggi Dalam Mengkudu Menjaga Kesehatan Pencernaan
Apapun alasannya, aborsi bukanlah suatu keputusan yang mudah untuk dibuat. Tapi entah itu menggugurkan kandungan lewat jalur medis resmi ataupun di bawah tangan, selalu ada potensi risiko komplikasi dan efek aborsi yang harus Anda sadari. Beberapa di antaranya bisa berakibat sangat fatal.
Apa saja efek aborsi yang mungkin terjadi?
Tidak terhitung lagi banyaknya bukti akademis yang melaporkan potensi efek aborsi yang merusak tubuh. Efek samping yang umum dan bisa segera muncul pasca aborsi termasuk sakit perut dan kram, mual, muntah, diare, dan bercak darah.
Di luar ini, efek aborsi dapat menyebabkan masalah yang lebih berbahaya. Sekitar 10 persen pasien aborsi menderita komplikasi segera, dan seperlimanya termasuk kasus yang mengancam nyawa.
BACA JUGA:5 Manfaat Antioksidan Buah Naga Merah Dalam Mencegah Kerusakan Sel
Maka penting untuk menyadari apa saja efek aborsi serius yang mungkin timbul. Sebagian besar efek samping aborsi berkembang memakan waktu lama dan mungkin tidak tampak selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan hingga tahunan.
Efek samping aborsi yang parah memerlukan bantuan medis sesegera mungkin.
1. Perdarahan vagina berat
Perdarahan hebat sebagai efek aborsi serius umumnya disertai dengan demam tinggi dan gumpalan jaringan janin dari rahim. Perdarahan berat dilaporkan terjadi pada 1 dari 1000 kejadian aborsi.
BACA JUGA:5 Kandungan Vitamin C Dalam Cempedak Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh
Perdarahan hebat bisa berarti: