Dalam upacara ini, air juga dipercaya dapat menghilangkan pengaruh kotor atau klesa yang dapat merusak dalam diri manusia dengan bantuan dari alam semesta.
Melukat berasal dari kata Sulukat, dengan “Su” bermakna baik dan “Lukat” yang bermakna penyucian.
Secara singkat, Sulukat berarti menyucikan diri untuk memperoleh kebaikan.
Ritual Melukat ini dipercaya bisa memberikan dampak positif jika dilakukan dengan benar dan dilakukan secara rutin.
BACA JUGA:Kamu Lagi Alergi? Inilah 5 Cara Efektif Mengatasi Alergi Dingin yang Mengganggu
Seperti setiap purnama, tilem, atau kajeng kliwon.
Namun, perlu diketahui bahwa melukat bukanlah cara untuk menebus dosa.
Bagi umat Hindu, hukum karma hanya akan berhenti bila seseorang sudah mengalami moksha atau pembebasan sempurna.
Prosesi melukat memiliki beberapa variasi sehingga mungkin ada perbedaan antara satu tempat dan lainnya.
BACA JUGA:Awas Dia Ada Dimana-mana! 25 Film Horor Indonesia Paling Serem Sepanjang Masa. Berani Nonton?
Urutan melukat di pancuran air biasanya berbeda sesuai tempat, ada yang berurutan dari kanan ke kiri, kiri ke kanan, bahkan dari tengah.
Proses melukat akan dipimpin oleh seorang sulinggih atau pendeta Hindu.
Selain itu, ada sesajen berupa pejati, dupa dan canang sari, yang akan diberikan oleh Sulinggih untuk mantra.
Ada juga air kelapa berwarna gading, yang dianggap air suci.
BACA JUGA:Pulau Tabuhan, Destinasi Liburan Terjangkau dengan Pemandangan Alam yang Memukau!
Mereka yang akan ke Melukat akan dimainkan dengan seruling dan kemudian disiram dengan air suci.