Mengapa Tektok di Gunung Semeru dan 3 Gunung Lainnya di Jawa Berbahaya?
Mengapa Tektok di Gunung Semeru dan 3 Gunung Lainnya di Jawa Berbahaya?--
KORANPAGARALAMPOS.CO - Pendakian tektok, istilah yang merujuk pada pendakian yang dilakukan tanpa bermalam, semakin diminati oleh para pecinta alam.
Biasanya, pendaki tektok memulai perjalanan dini hari dan kembali turun pada hari yang sama.
Meski lebih cepat dan efisien, pendakian tektok memiliki risiko yang lebih tinggi karena stamina dan konsentrasi pendaki sering kali diuji hingga batas maksimal.
Di Pulau Jawa, ada beberapa gunung yang tidak dianjurkan untuk pendakian tektok karena faktor medan, cuaca, serta risiko lainnya.
BACA JUGA: Wajib kalian Ketahui 5 Destinasi Wisata Favorit Indonesia
Berikut adalah empat gunung di Pulau Jawa yang sebaiknya tidak dijadikan tujuan pendakian tektok.
1. Gunung Semeru (3.676 mdpl)
Sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru merupakan magnet bagi para pendaki dari seluruh Indonesia bahkan dunia.
Namun, Semeru bukanlah gunung yang dianjurkan untuk pendakian tektok. Jalur pendakian yang panjang dan medan yang menantang membuat pendakian tektok di Semeru berbahaya, terutama bagi pendaki yang belum berpengalaman.
Pendakian ke puncak Mahameru membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar.
BACA JUGA:Wishlist Liburan Akhir Tahun, Destinasi Wisata Malang yang Siap Menghipnotis Anda
Jalur yang curam dan berbatu dari Kalimati menuju puncak menuntut ketahanan fisik yang kuat.
Selain itu, cuaca di Gunung Semeru bisa berubah dengan cepat, membuat pendakian menjadi lebih berisiko.
Di beberapa titik, pendaki harus berhati-hati dengan batu-batu yang mudah longsor, terutama di daerah sekitar Arcopodo dan batas vegetasi menuju puncak.
Pendakian tektok di Semeru bisa membuat pendaki kelelahan sebelum mencapai puncak, yang berpotensi menyebabkan kecelakaan atau dehidrasi.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Taman Wisata Alam Populer di Indonesia yang harus kalian kunjungi
Oleh karena itu, pendakian ke Gunung Semeru sebaiknya dilakukan dengan rencana yang matang, termasuk bermalam di Kalimati atau Ranu Kumbolo untuk menghindari risiko kecelakaan.
2. Gunung Slamet (3.428 mdpl)
Gunung Slamet, yang terletak di antara lima kabupaten di Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu gunung dengan jalur pendakian yang berat.
Ketinggian dan medan yang curam membuat pendakian di Gunung Slamet tidak cocok untuk dilakukan dalam format tektok.
Jalur yang didominasi oleh tanjakan tajam serta minimnya sumber air membuat perjalanan ini lebih melelahkan dan berbahaya.
BACA JUGA:Tempat Wisata di Kota Malang, Banyak Tempat Bernuansa Alam yang Menarik!!
Salah satu alasan utama mengapa tektok di Gunung Slamet tidak dianjurkan adalah ketidakstabilan cuaca di puncak dan medan yang sering kali licin, terutama di musim hujan.
Angin kencang di kawasan puncak juga sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi pendaki.
Selain itu, Slamet adalah gunung yang masih aktif, sehingga aktivitas vulkanik di puncaknya bisa meningkat sewaktu-waktu, menambah risiko bagi para pendaki.
Pendakian di Gunung Slamet sebaiknya dilakukan dengan persiapan matang, termasuk membawa peralatan mendaki yang lengkap dan memperhitungkan waktu istirahat yang cukup.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Taman Wisata Alam Populer di Indonesia yang harus kalian kunjungi
Rencana bermalam di pos-pos tertentu di sepanjang jalur pendakian sangat disarankan untuk menjaga kondisi fisik pendaki tetap prima.
3. Gunung Raung (3.344 mdpl)
Gunung Raung, yang berada di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, terkenal dengan jalur pendakian yang ekstrem.
Jalur menuju puncak Gunung Raung dikenal sangat teknikal, dengan medan yang curam, tebing-tebing tajam, dan jurang di sekitarnya.
Pendakian tektok di Gunung Raung sangat tidak dianjurkan karena selain membutuhkan waktu yang panjang, pendaki juga memerlukan keahlian dan peralatan khusus seperti tali dan perlengkapan panjat tebing.
BACA JUGA:Jelajahi Berbagai Wisata di Sumatera Barat : Dengan Keindahan Bukit Nobita!!
Selain itu, jalur menuju puncak sejati Raung dikenal sebagai salah satu yang paling sulit di Pulau Jawa.
Puncak ini sering kali membutuhkan kemampuan navigasi yang baik dan stamina yang sangat prima.
Jalur pendakian yang sempit dan menantang membuat pendakian Raung berpotensi menjadi sangat berbahaya jika dilakukan secara terburu-buru dalam format tektok.
Pendaki yang ingin mendaki Gunung Raung sebaiknya mempersiapkan pendakian dengan baik, melibatkan tim pendakian yang berpengalaman, dan memastikan peralatan keselamatan yang memadai.
BACA JUGA:3 Tempat Wisata Alam di Karangpandan yang Akan Membuat Anda Terpukau!
Gunung ini menuntut pendaki untuk lebih berhati-hati dan tidak gegabah dalam melakukan pendakian, terutama karena cuaca yang sering kali tidak terduga di puncaknya.
4. Gunung Merapi (2.930 mdpl)
Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, dan lokasinya yang strategis di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta membuatnya menjadi favorit pendaki.
Meski ketinggiannya tidak terlalu signifikan dibandingkan gunung lain di Jawa, Gunung Merapi memiliki medan yang berbahaya, terutama di area puncak yang didominasi oleh pasir dan bebatuan lepas.
Pendakian tektok di Gunung Merapi tidak dianjurkan karena faktor aktivitas vulkanik yang tinggi dan medan yang tidak stabil.
Puncak Merapi sering kali mengalami longsoran material vulkanik yang dapat membahayakan pendaki, terutama di sekitar Pasar Bubrah hingga puncak.
BACA JUGA:10 Tempat Wisata di Garut, Menikmati Liburan Sembari Berkemah, Yuk Jelajahi!
Selain itu, pendaki harus memperhitungkan risiko letusan yang bisa terjadi kapan saja tanpa peringatan.
Untuk mendaki Gunung Merapi dengan aman, pendaki disarankan untuk mengikuti perkembangan informasi mengenai aktivitas gunung ini dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Pendakian sebaiknya dilakukan dengan waktu yang cukup untuk beristirahat di pos-pos pendakian dan menghindari risiko kelelahan yang bisa berakibat fatal.
Pendakian tektok mungkin terlihat menarik karena efisiensi waktu dan tantangannya, tetapi tidak semua gunung di Pulau Jawa cocok untuk format pendakian ini.
Gunung Semeru, Slamet, Raung, dan Merapi merupakan contoh gunung-gunung yang memerlukan perencanaan lebih matang dan persiapan fisik serta mental yang prima.
Keselamatan harus selalu menjadi prioritas dalam setiap pendakian, dan pendaki disarankan untuk tidak memaksakan diri melakukan tektok di gunung-gunung dengan medan yang berat dan berisiko tinggi.