Puluhan Warga Israel Turun ke Jalan Tuntut Netanyahu untuk Mundur dari Jabatannya

Ribuan warga Israel turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintahan Benjamin Netanyahu--Instagram/negeriakhiratcom

PAGARALAMPOS.CO - Keluarga para sandera Israel yang ditahan di Gaza oleh Hamas pada Selasa (2/4/2024) mengecam Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netantahu sebagai pengkhianat.

Kemarahan mereka terhadap penanganan perang oleh Netanyahu meningkat dalam protes massal malam keempat berturut-turut tersebut.

Ribuan orang berkumpul di depan parlemen Israel, dengan keluarga para sandera dan mantan Perdana Menteri Ehud Barak menyalahkan Netanyahu atas bencana 7 Oktober dan menuntut diadakannya pemilu.

"Anda adalah firaun, pembunuh anak sulung saya. Sebanyak 240 orang diculik di bawah pengawasan Anda. Ini adalah kesalahan Anda," kata Einav Zangauker, yang putranya, Matan, menjadi salah satu dari 134 orang yang masih ditahan di Gaza.

BACA JUGA:Setelah Berpisah Selama 17 Tahun, Akhirnya Ibu dan Anak Bertemu Kembali

Ia menyebut, Pemerintahan Netanyahu telah gagal mengantisipasi serangan Hamas pada 7 Oktober dengan segala cara.

"Dan sekarang Anda menjadi penghalang bagi kesepakatan pembebasan sandera," ucapnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Keluarga para sandera sangat marah kepada Netanyahu, yang menurut mereka tidak benar-benar mendorong pembebasan mereka.

Mereka bersekutu dengan para pengunjuk rasa anti-pemerintah, yang berdemonstrasi selama sembilan bulan pada tahun lalu untuk menggagalkan reformasi yudisialnya yang kontroversial karena kekhawatiran mengancam demokrasi.

BACA JUGA:Penyampaian LKPJ Bupati Tahun 2023 di Empat Lawang Menjadi Sorotan Utama

Pada demonstrasi hari Selasa di depan parlemen, beberapa keluarga menuduh pemimpin terlama di Israel itu mencoba menggunakan perang untuk memperpanjang kekuasaannya.

Merav Svirsky, yang kehilangan kedua orangtuanya dalam serangan Hamas, dan saudara laki-lakinya kemudian dibunuh di Gaza, mengatakan Netanyahu tidak terburu-buru untuk membebaskan para sandera.

"Tugas dasar negara adalah memastikan kembalinya mereka yang diculik. Saya naif, saya tidak menyadari bahwa perdana menteri kami tidak tertarik untuk membawa mereka kembali karena pertimbangan politik," katanya.

BACA JUGA:Barcelona Terus Berevolusi, Impian soal Haaland Mungkin Terwujud

Mantan perdana menteri Barak mengatakan jika Netanyahu melancarkan serangan darat ke Rafah, para sandera akan kembali dalam peti mati.

Dia menyerukan pemilihan umum yang cepat, dengan mengatakan orang yang bertanggung jawab atas bencana ini harus disingkirkan dari kemudi.

Zangauker mengatakan bahwa Netanyahu telah mencoba untuk menyalahkan keluarga para sandera karena melakukan protes ketika negara sedang berperang.

"Anda menyebut kami pengkhianat, padahal Anda lah yang pengkhianat, pengkhianat bagi rakyat Anda, pengkhianat bagi Negara Israel," ucap dia.

Sekitar 3.000 pengunjuk rasa kemudian berbaris ke kediaman Netanyahu untuk meneriakkan slogan-slogan yang menuntut dia untuk mengundurkan diri, dan polisi mengatakan bahwa beberapa perusuh mencoba merobek-robek penghalang di luar.

Petugas berkuda merangsek masuk ke dalam kerumunan untuk menghentikan mereka menerobos masuk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan