Mengenal Suku Hubula yang Unik, Melalui Festival Budaya Lembah Baliem

Reporter: dwi |

Editor: dwi |

Selasa , 02 Apr 2024 - 13:33

Mengenal Suku Hubula yang Unik, Melalui Festival Budaya Lembah Baliem-Net-Net

mengenal suku hubula yang unik, melalui festival budaya lembah baliem                            pagaralampos.co - lembah baliem adalah lembah di pegunungan jayawijaya dan juga merupakan lokasi ibu kota provinsi papua pegunungan.
lembah baliem berada di ketinggian 1.600 meter dari permukaan laut yang dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami.
suhu bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam. 
lembah baliem merupakan lembah aluvial yang terbentang pada ketinggan 1.500-2.000 mdpl.
baca juga:wisata peninggalan jepang, menelusuri asal usul dan sejarah lobang jepang bukittinggi
baca juga:penting guyss! lakukan 5 tips ini cara alami mengendalikan tekanan darah tinggi tanpa obat-obatan
lembah ini dikelilingi pegunungan jayawijaya yang dikenal dengan puncak-puncak salju abadinya.
lokasinya yang berada di ketinggian, membuat lembah baliem dikelilingi pegunungan. suhu udara di sini berkisar 10-15 derajat celsius.
memiliki panjang sekitar 80 kilometer dan lebar mencapai 20 kilometer, lembah ini dipotong sungai baliem yang mengalir ke grand valley dan bermuara di laut arafura. 
tak hanya pegunungan yang dapat memikat wisatawan.
baca juga:yuk catat guyss! ini 5 tips pentingnya mengenali gejala hipotermia dan cara mengatasinya
baca juga:kue bangkit riau, kelezatan tradisional yang tak pernah luntur di setiap hari lebaran
ladang penduduk berlatar puncak gunung juga menjadi teman perjalanan menuju lembah baliem.
sama seperti daerah di indonesia pada umumnya yang memiliki beragam suku, di kabupaten jayawijaya tepatnya di daerah lembah baliem juga dihuni oleh suku pedalaman asli bernama suku hubula lho.
dalam menjaga pertahanan wilayah maupun adat di dalamnya, suku hubula kerap kali terlibat perang dengan suku lain.
ada dua jenis perang yang dikenal di ruang lingkup kehidupan suku hubula.
baca juga:peyek kacang, sentuhan gurih lebaran dalam setiap gigitannya
baca juga:rahasia kebahagiaan lebaran, resep opor ayam bumbu kuning yang menggugah selera
antara lain adalah perang suku (itima wim/wein) yaitu perang yang dilakukan antara suku yang satu dengan suku lain.
dan juga perang saudara (uim atau uma wim/wein) yakni perang yang dilakukan antara suku di lingkup internal dan tidak memiliki aturan hukum adat yang jelas.
nah, perang yang terjadi di suku hubula juga ada beberapa pemicunya.
kayak dendam dari kisah masa lalu, perebutan tanah, pencurian ternak babi, hingga masalah perselingkuhan.
baca juga:karang taruna jagalan gelar gebyar ramadhan jidil ii
baca juga:menyambut libur lebaran 2024 dengan wisata alam di pangandaran, lima destinasi yang wajib dikunjungi!
meski masyarakat suku yang ada di acara festival budaya lembah baliem (fblb) 2023 pada membawa senjata tajam berupa tombak maupun panahan. 
perang suku di acara itu hanya sebuah pertunjukkan saja.
lembah baliem ditemukan secara kebetulan pada 23 juni 1938 oleh seorang peneliti asal amerika bernama richard archbold.
archbold melakukan penerbangan di atas lembah dengan pesawat terbang airnya pby catalina 2 bernama guba ii. 
baca juga:menelusuri keindahan alam: 10 pantai paling cantik di sumatera utara!
baca juga:goa, tempat wisata terbaru 2024 yang keren di gunungkidul, yogyakarta
pakar ilmu hewan dan filantropis ini adalah cucu industrialis minyak kaya raya, john dustin archbold.
archbold pula yang pertama kali bersentuhan langsung dengan suku dani.
perpaduan antara hamparan rumput dan pepohonan yang tumbuh membuat lembah belium terlihat seperti hamparan permadani hijau.
sepanjang mata memandang, hanya ada vegetasi hijau dibalut birunya langit.
baca juga:pesona destinasi wisata di langkat, cocok untuk libur lebaran!
baca juga:destinasi wisata di kabupaten tangerang yang wajib dikunjungi saat lebaran! simak
tak hanya menawarkan panorama alam yang indah, lembah baliem menarik minat wisatawan lantaran menjadi lokasi festival lembah baliem.
festival tersebut menampilkan jejak peradaban nenek moyang suku hubula. 
festival tersebut digelar setiap tahun sejak 1989 dan dianggap sebagai ikon pariwisata papua oleh dunia.
dalam festival itu, terdapat sejumlah atraksi seperti perang-perangan kolosal, karapan babi, hingga bakar batu.
baca juga:pacitan, permata tersembunyi di jawa timur dengan pesona gua dan pantai!
baca juga:destinasi memukau curug sewu yang wajib masuk list liburan saat lebaran!
pertunjukan tari dan musik tradisional, seni merias tubuh suku hubula, hingga pasar seni pun ikut ditampilkan dalam festival tersebut.
di acara ini pengunjung tidak cuma melihat tradisi budaya saja, tapi juga bisa mencoba secara langsung permainan tradisional lempar tombak (sege).
cara mainnya adalah dengan melempar tombak kearah sasaran sebuah batang pohon pisang dalam jarak 5 m.
jika lemparan tombak tepat mengenai batang pohon pisang sebanyak 5x maka dialah pemenangnya. para pengunjung pun tampak antusias.
bahkan wisatawan mancanegara pun ikut mencobanya. *

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Pagaralam Pos, 22 November 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan