Kasus ISPA di Sumsel Capai 331 Ribu
Kasus ISPA di Sumsel Capai 331 Ribu--Pagaralam Pos
KORANPAGARALAMPOS.COM – Di tengah musim kemarau dan ancaman kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Sumatera Selatan mencatat lebih dari 331 ribu kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sejak awal tahun 2025. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel memastikan angka tersebut masih berada dalam kisaran normal dan belum menunjukkan lonjakan signifikan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel, Ira Primadesa, mengungkapkan bahwa selama periode Januari hingga Agustus 2025 tercatat 331.064 kasus ISPA dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel. “Rata-rata per bulan sekitar 41 ribu penderita. Jumlah ini memang besar secara kumulatif, tetapi tidak menunjukkan lonjakan di luar pola tahunan,” jelas Ira.
Menurutnya, kondisi cuaca dan curah hujan yang masih terjadi di beberapa wilayah turut membantu mengurangi dampak asap karhutla terhadap kesehatan masyarakat. “Intensitas hujan yang tetap turun setiap bulan membuat penyebaran asap lebih terkendali, sehingga kasus ISPA tidak melonjak seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
BACA JUGA:Dukung Penyelenggaraan PAUD yang Berkualitas
Ira menambahkan, jika dibandingkan dengan tahun 2024, tren kasus ISPA tahun ini justru menunjukkan penurunan. Hal itu menjadi indikasi bahwa pengendalian kualitas udara dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat.
“Secara umum, tahun ini lebih baik. Kita belajar dari pengalaman sebelumnya, masyarakat sudah lebih peka untuk mengenakan masker dan mengurangi aktivitas luar ruangan saat udara berkabut,” kata dia.
Kota Palembang masih menjadi daerah dengan kasus tertinggi, mencapai 92.913 penderita. Posisi berikutnya ditempati Kabupaten Banyuasin dengan 39.710 kasus, disusul Muara Enim (32.996), Musi Banyuasin (32.745), dan Ogan Komering Ilir (26.064). Sementara daerah dengan jumlah kasus terendah tercatat di Pagar Alam (2.260) dan Ogan Ilir (2.375 kasus).
BACA JUGA:Kilang Subsidi
Meski demikian, Ira menegaskan bahwa wilayah perkotaan seperti Palembang saat ini belum menunjukkan peningkatan signifikan akibat kabut asap. “Biasanya Palembang menjadi wilayah paling terdampak, tapi hingga awal Oktober ini belum ada kabut asap yang cukup tebal untuk meningkatkan kasus ISPA secara drastis,” ujarnya menambahkan.
Ia mengimbau masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan masker, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan. “Jika mengalami gejala seperti batuk, pilek, atau sesak napas, segera periksa ke fasilitas kesehatan agar tidak berkembang menjadi gangguan pernapasan berat,” tegas Ira.
Dinkes Sumsel juga berencana memperkuat pemantauan penyakit berbasis lingkungan dengan melibatkan puskesmas di seluruh kabupaten/kota, terutama saat potensi karhutla meningkat di penghujung musim kemarau. (Reza20)