Ragam Cerita Legenda dari Danau di Indonesia yang Turun-Temurun

Ilustrasi--Net

Namanya adalah Ata Bupu dan Ata Polo yang masing-masing memiliki kebiasaan berbeda. Ata Bupu suka melndungi orang lain, sedangkan Ata Polo adalah penyihir jahat yang suka makan manusia.

Suatu hari sepasang anak yatim piatu (Ana Kalo) menemui Ata Bupu untuk meminta perlindungan setelah orangtuanya meninggal. Ata Bupu setuju dengan syarat tidak boleh meninggalkan ladang miliknya agar tidak dimangsa Ata Polo.

BACA JUGA:Jangan Remehkan! Ini Dia 5 Peran Penting Air Putih Dalam Menjaga Kesehatan Tubuh

Mereka sempat hampir dimangsa oleh Ata Polo, tetapi berhasil dicegah Ata Bupu. Ata Bupu meminta, jika ingin memangsa mereka harus menunggu sampai dewasa.

Ketika mereka dewasa, kedua anak itu memiliki nama Koo Fai dan Nuwa Muri. Ata Polo datang menagih janji Ata Bupu. Ata Bupu menolak karena masih ingin melindungi mereka.

Ata Bupu pun mengajak Koo Fai dan Nuwa Muri untuk pergi ke perut bumi untuk menyelamatkan diri. Ata Polo bersikeras mengejar mereka bertiga.

BACA JUGA:Jangan Remehkan! Ini Dia 5 Peran Penting Air Putih Dalam Menjaga Kesehatan Tubuh

Namun nahasnya, keempatnya terkubur hidup-hidup di telan bumi. Tak lama di tempat Ata Bupu hilang, air berwarna biru muncul di atas Gunung Kelimutu, dan Ata Polo mengeluarkan air warna merah. Sementara tempat Koo Fai dan Nuwa Muri keluar air warna hijau.

Danau Toba, Sumatra Utara

Menurut legenda, kawasan yang disebut hari ini sebagai Danau Toba hanyalah dataran kering. Di sinilah pria bernama Toba tinggal. Suatu hari ia mendapatkan ikan emas ajaib ketika memancing. Ikan itu berubah menjadi perempuian cantik dan membuat Toba jatuh cinta.

BACA JUGA:Ternyata Ini Dia, 5 Manfaat Kafein Untuk Kesehatan Jantung Fakta-Fakta Yang Perlu Diketahui!

Singkatnya, keduanya menikah dengan syarat Toba tidak boleh mengungkit asal-usul isitrinya kepada anaknya. Anak mereka adalah Samosir, laki-laki yang suka membangkang dan menguji kesabaran Toba.

Suatu hari, Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya yang bekerja di ladang. Samosir tidak patuh, sehingga Toba pun kesal. Toba murka dan memaki Samosir sebagai anak ikan. Makian ini adalah melanggar janji Toba kepada istrinya saat hendak menikah.

Sontak, jejak kaki Toba muncul mata air yang sangat deras sehingga menenggelamkannya dan desa-desa sekitar. Istri Toba pun kembali berubah menjadi ikan dan menceburkan dirinya ke danau. Sementara Samosir selamat di sebuah bukit yang menjadi pulau di genangan yang terus meluap.

BACA JUGA:Jangan Ragu Jangan Bimbang Wisata Garut Pasti Menawan, Inilah 7 Destinasi Wisata di Garut, Cek Lokasinya!

Tag
Share