Warga Ujan Mas dan BPBD Gotong Royong Perbaiki Saluran Irigasi Rusak
GOTONG ROYONG: Masyarakat Jangkar Mas dan BPBD saat melaksanakan kegiatan gotong royong perbaiki Irigasi yang rusak.--pagaralam pos
KORANPAGARALAMPOS.COM - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Pagaralam pada Sabtu, 23 Agustus 2025, menyebabkan luapan air berlebih di Dusun Ujan Mas RT 06, Kelurahan Jangkar Mas. Akibatnya, saluran irigasi utama atau siring Ujan Mas sepanjang 15 meter mengalami kerusakan parah.
Saluran ini merupakan jalur vital bagi pengairan sawah dan kolam ikan milik warga.
Kerusakan tersebut dikhawatirkan dapat berdampak serius terhadap produktivitas pertanian, termasuk risiko kekeringan sawah dan gagal panen jika tidak segera diperbaiki.
Lurah Jangkar Mas, Maman Firmansyah, menjelaskan bahwa laporan mengenai kerusakan saluran irigasi datang dari Ketua RW 03, RT 05, RT 06, serta masyarakat pengguna air siring Ujan Mas.
BACA JUGA:Tingkatkan Keterampilan Teknik Budidaya Cabai dan Tomat
Menindaklanjuti laporan itu, pihak kelurahan bersama BPBD Kota Pagaralam, tokoh masyarakat, Ketua RT/RW, serta warga Ujan Mas RW 03, langsung turun tangan menggelar aksi gotong royong.
“Kami bersama warga bahu membahu memperbaiki saluran irigasi sepanjang 15 meter akibat bencana alam ini. Alhamdulillah, sejak kemarin hingga hari ini, air sudah kembali mengalir meski perbaikan masih menggunakan bahan seadanya seperti bambu, karung, dan kayu,” ungkap Maman Firmansyah.
Suasana gotong royong memperlihatkan kuatnya rasa kebersamaan di masyarakat Ujan Mas. Meski dengan peralatan sederhana, warga tetap antusias melakukan perbaikan darurat agar aliran air bisa kembali normal.
“Kekompakan ini adalah modal penting. Tanpa gotong royong, perbaikan darurat tidak mungkin bisa selesai dengan cepat,” tambah Maman.
BACA JUGA:Peringati HUT ke-27, PAN Pagaralam Berbagi Kasih di Panti Asuhan
Maman Firmansyah juga berharap adanya perhatian lebih dari pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan permanen pada saluran irigasi.
Menurutnya, langkah darurat yang dilakukan warga hanya bisa menahan kerusakan sementara, sementara kebutuhan jangka panjang adalah pembangunan irigasi yang lebih kuat dan tahan terhadap curah hujan tinggi.
“Semoga ke depan pemerintah bisa segera turun tangan melakukan perbaikan permanen. Irigasi ini sangat vital untuk pertanian warga. Kami ingin sawah tetap hijau, ikan tetap bisa dibudidayakan, dan masyarakat tidak khawatir lagi gagal panen,” ujarnya.
Bencana alam ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, khususnya dalam mengelola saluran air dan tata ruang. Selain perbaikan fisik, kesadaran masyarakat untuk terus menjaga kebersamaan, kekompakan, serta kearifan lokal seperti gotong royong, dinilai menjadi kunci dalam menghadapi tantangan alam.