Mengapa Kairo disebut sebagai Kota Seribu menara?

Mengapa Kairo disebut sebagai Kota Seribu menara?-pagaralam pos-kolase
KORANPAGARALAMPOS.COM - Kairo, ibu kota Mesir, tak hanya dikenal sebagai pusat politik dan budaya di dunia Arab, tetapi juga lekat dengan julukan "Kota Seribu Menara".
Julukan ini bukan sekadar metafora, melainkan representasi nyata dari kekayaan arsitektur Islam yang mewarnai wajah kota tua ini selama lebih dari seribu tahun.
Terletak di tepi timur Sungai Nil, Kairo tumbuh di tengah bentang alam unik yang mempertemukan dataran subur dengan gurun yang luas.
Sejak didirikan oleh Dinasti Fatimiyah pada tahun 969 M dengan nama Al-Qahira (yang berarti “yang menang”), kota ini segera menjelma menjadi pusat intelektual dan keagamaan penting dalam dunia Islam.
BACA JUGA:Siapakah Ras Arya? Ras Yang Ditakuti Nazi
Salah satu ciri paling menonjol dari kota ini adalah menara-menara (minaret) yang menghiasi langit kota.
Menara merupakan bagian integral dari arsitektur masjid digunakan untuk mengumandangkan azan dan sebagai simbol kehadiran Islam.
Di Kairo, keberadaan menara bukan sekadar fungsional, tetapi juga artistik dan monumental.
Berbagai era pemerintahan Islam yang pernah berkuasa di Mesir seperti Fatimiyah, Ayyubiyah, Mamluk, hingga Ottoman, meninggalkan jejak bangunan keagamaan megah lengkap dengan menaranya.
BACA JUGA:Kerajaan Saba Runtuh karena Kesombongan? Ini Fakta dan Peringatannya
Setiap periode membawa gaya dan sentuhan khas—dari desain geometris, ukiran batu, hingga kubah-kubah megah yang menjulang.
Masjid-masjid seperti Masjid Al-Azhar, Masjid Ibn Tulun, dan Masjid Sultan Hassan menjadi bukti kejayaan arsitektur Islam klasik.
Bahkan, Universitas Al-Azhar yang berdiri sejak abad ke-10 masih aktif hingga kini sebagai pusat pembelajaran Islam terkemuka di dunia.