Satu Zaenal
Disway--Pagaralam Pos
Pun ketika Alex menjadi tersangka keempat: menghalangi eksekusi Gereja Bethany di Nginden, Surabaya. Gereja itu sangat cantik, modern, dan besar. Zaenal bukan saja menyelamatkan Alex dari pidana, juga berhasil mengurungkan eksekusi Gereja Bethany.
BACA JUGA:Mari Bersinar Bersama STKIP Muhammadiyah!
"Sekarang Anda usia berapa?"
"62 tahun".
"Apakah anak Anda ada yang jadi pengacara?"
"Ada. Satu. Juga lulusan Universitas Jember. Sekarang sudah mulai beracara," jawabnya.
BACA JUGA:Universitas Lembah Dempo Perkuat Kualitas Lulusan
Sebagai wakil ketua umum Ikadin –ketua umumnya adalah Prof Dr Otto Hasibuan SH MH, Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan – Zaenal merindukan bersatunya seluruh organisasi pengacara Indonesia.
"Hampir di seluruh dunia mereka hanya punya satu bar association. Ada yang sudah sejak 50 tahun lalu," kata Zaenal. "Kita sudah ketinggalan terlalu lama," tambahnya.
Akibatnya, pengacara yang melanggar etika tidak bisa dihukum oleh organisasi. Begitu pelanggarannya akan disidangkan, ia berhenti dari organisasi. Pindah ke organisasi pengacara yang lain.
"Kalau organisasi pengacara hanya satu maka pelanggaran bisa ditindak secara efektif," katanya. Ia memberi contoh IDI untuk dokter dan INI untuk notaris. Tidak terpecah-pecah.
BACA JUGA:Gelar Patroli Skala Besar, Jaga Keamanan di Malam Akhir Pekan
Zaenal juga aktivis sosial: di Palang Merah Indonesia, PMI. Awalnya di Jember. Sekarang di tingkat provinsi Jatim.
Waktu di Jember ia berhasil membangun gedung Unit Donor Darah tiga lantai. Tanpa bantuan. Ia kelola dana bank darah dengan benar. Bukan hanya gedung yang dibangun. Juga membeli ambulans. Sampai empat buah. Lalu mobil pengangkut donor.
Suatu saat Zaenal terketuk untuk membela seorang dokter yang jadi tersangka narkoba. Ditemukan barangnya di tempat praktiknya. Test urine pun positif.