Yuk Menyusuri Jejak Sejarah Benteng Tolukko Destinasi Wisata Ikonik di Ternate

Yuk Menyusuri Jejak Sejarah Benteng Tolukko Destinasi Wisata Ikonik di Ternate-kolase by pagaralampos-pagaralampos
KORANPAGARALAMPOS.CO- Benteng Tolukko, sebuah peninggalan sejarah yang megah di Kota Ternate, Maluku Utara,
merupakan destinasi wisata yang menawarkan perpaduan antara keindahan alam dan nilai historis yang mendalam.
Didirikan pada abad ke-16 oleh Portugis, benteng ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai kekuatan asing yang ingin menguasai perdagangan rempah-rempah di wilayah Maluku.
Seiring waktu, Benteng Tolukko tidak hanya berfungsi sebagai benteng pertahanan, tetapi juga sebagai simbol ketahanan masyarakat Ternate dalam melawan kolonialisme.
BACA JUGA:Seru dan Instagramable! Ini 5 Wisata Populer di Cilacap yang Lagi Hits
Berkunjung ke benteng ini bukan hanya sekadar menikmati pemandangan indah dari atas bukit, tetapi juga sebuah perjalanan menelusuri jejak sejarah yang penuh dengan cerita perjuangan dan perlawanan.
Benteng Tolukko terletak di kawasan strategis, yakni di atas bukit kecil dengan panorama yang menghadap langsung ke laut dan pegunungan sekitarnya.
Dari sini, pengunjung dapat menikmati pemandangan yang luar biasa, mulai dari birunya Laut Maluku hingga Pulau Tidore yang terlihat jelas di kejauhan.
Keindahan alam yang mengelilingi benteng ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik yang datang untuk menikmati sejarah maupun sekadar mengabadikan momen dengan latar belakang lanskap yang menakjubkan.
BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Cilacap, 5 Destinasi Wisata Kekinian yang Wajib Dikunjungi!
Dengan arsitektur khas Eropa yang masih berdiri kokoh meskipun telah mengalami beberapa renovasi, Benteng Tolukko tetap mempertahankan esensi aslinya yang mencerminkan kejayaan masa lalu.
Sejarah Benteng Tolukko tidak dapat dilepaskan dari era kolonialisme di Maluku.
Benteng ini awalnya dibangun oleh Portugis pada tahun 1540 sebagai bagian dari strategi pertahanan mereka dalam menguasai jalur perdagangan rempah-rempah.
Namun, seiring dengan perubahan kekuasaan, benteng ini kemudian diambil alih oleh Belanda pada abad ke-17.