Juara Inul

Disway--Disway
Oleh: Dahlan Iskan
Awalnya saya yang ge-er: Inul ikut di rombongan umrah ini karena ada saya di situ.
Salah besar. Ternyata Inul sendiri kenal baik dengan pemilik travel Bakkah: Ahmad Bajuri.
Kenalan lama.
Sejak Bajuri masih menjadi wartawan lokal. Sejak Inul masih jadi penyanyi lokal.
BACA JUGA:BRI Unit Pagaralam Gelar Penghormatan dengan Lagu Indonesia Raya
Bajuri memang penggemar dangdut. Ia tahu Inul selalu tampil di diskotik dangdut di Surabaya. Tiap Minggu malam.
Nama diskotiknya Anda pasti lupa: Permata. Lokasinya di seberang pusat hiburan malam Mahkota. Keduanya berdekatan: di dekat bundaran ”Bambu Runcing” pusat kota Surabaya.
Bedanya: Mahkota untuk kalangan atas, disko Permata untuk kalangan bawah. Yang untuk kalangan atas itu gedungnya lima lantai. Ada resto masakan Tionghoanya. Ada arena judinya: judi ding-dong.
Dua-duanya satu pemilik. Dua-duanya kini sudah tidak ada.
BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan Pada Masyarakat
Yang diskotik dangdut itu bangunannya satu lantai. Yakni di sebelah hotel kelas melati: Hotel Tanjung.
Tiap Minggu malam Bajuri ke diskotik dangdut itu. Lihat Inul. Saat itu namanyi sudah Inul Daratista. Masih lokal tapi sudah lumayan terkenal. Bajuri ingat lagu yang sering dinyanyikan Inul berjudul ”Liku-liku”. Yakni lagu yang diciptakan Renold Panggabean.
Penyanyi pop sekelas Renold pun saat itu punya album dangdut. Yang musiknya lebik menonjol dari vokalnya. Anda sudah tahu siapa Renold: pernah jadi suami Camelia Malik.