Uang Mati
Disway--Disway
Dari rumah-rumah di lereng bukit itu Anda bisa memandang Lautan Pacific. Sejauh mata memandang terlihat lautan tanpa batas. Golden sunset-nya sangat indah dan menakjubkan.
BACA JUGA:Juventus Resmi Rekrut Alberto Costa
Dari segi demografi juga sangat menarik. Budayanya sangat diverse. Beraneka.
Manusia dari seluruh penjuru dunia ada di LA.
Konsentrasi beberapa kelompok etnis yang besar terbentuk di berbagai area kota LA.
Terbentuklah perkampungan seperti China Town, Japan Town, Korean Town, Philippine Town, Little India, Little Armenia, Little Arabia. Nggak sanggup saya menyebutkan satu per satu.
BACA JUGA:Borneo FC Resmi, Pecat Pelatih Pieter Huistra
Ketika kita berada di daerah Tionghoa, kita seperti bukan di Amerika. Nama toko-toko pakai tulisan Chinese. Pembicaraan yang terdengar hanya bahasa Mandarin. Hanya ketika mau membayar kita baru sadar ini di Amerika: pakai US Dollar.
Bahwa Los Angeles seperti bukan Amerika itu karena kesannya lebih banyak imigran daripada White Americano. Warga Hispanic khususnya Meksiko menjadi mayoritas penduduk di LA.
Kini soal makanan. Mau makanan dari negara mana pun ada. Lengkap, meski mungkin tidak selengkap New York City.
Di LA, kalau tidak salah, ada 20 lebih restoran Indonesia. Dulu saya pernah hitung ada sekitar 27.
BACA JUGA:Bologna Pantau Kristjan Asllani dari Inter Milan
Restoran waralaba dari negara Asia yang terkenal ada di mana-mana. Misalnya Jolly Bee, K-BBQ, Meet Fresh, 85C Bakery, dan lain-lain.
Tidak mungkin Anda bisa kunjungi semuanya. Pun bila setiap hari Anda datang tiga resto seumur hidup.
Kios Taco pinggir jalan sampai Michelin yang bintang lima ada di sini.