"Outside The Box" vs "Inside The Box"
"Outside The Box" vs "Inside The Box"--Pagaralam Pos
Hal tersebut memperlihatkan keberanian pemain-pemain muda Asuhan STY: Achmad Maulana, Arkhan Fikri, dan Rivaldo Pakpahan, bertarung di lini tengah. Mereka tidak inferior menahan gempuran pemain-pemain bernilai Rp 126 milyar (Timnas Vietnam).
Berusia paling tinggi 25 tahun (Asnawi Mangku Alam), dan pemain termuda "bomber" Arkhan Kaka (17 tahun), Arhan Pratama (22 tahun), Dony Tri Pamungkas (19), Marselino Ferdinan (20), Kadek Arel (19), Mikael Tata (20).
BACA JUGA:Berlanjut, Rapor Buruk Shin Tae-yong Lawan Vietnam di Piala AFF
Lalu, Rayhan Hannan (20), Arkhan Fikri (19), Victor Dethan (20), Hoki Caraka (20), Raffael Struick (21), Zanadin Fariz (20), Ronaldo Kwateh (20), Cahya Supriadi (21), Vietnam hanya menang kuantitatif terhadap Timnas muda Indonesia.
Kita berani mengatakan, di bawah asuhan STY, terutama: Cahya Supriadi, Achmad Maulana, dan Victor Dethan, akan menjelma menjadi pemain-pemain bermutu, dan cepat disemai (dipanen).
Ketenangan Achmad Maulana di garis pertahanan. Kecepatan Victor Dethan menerobos, dengan bola "lengket" berhadapan dengan Nguyen Filip. Serta responsif Cahya Supriadi menahan tendangan penyerang Vietnam. Adalah modal.
Lupakan kekalahan, dan "frustrasi" Vietnam hingga menit ke-75. Lupakan kekalahan tipis yang nyaris bermain draw. Lupakan kekurangan Achmad Maulana dkk di Stadion Viet Tri (Hanoi), beberapa hari lalu.
Hasil draw Laos vs Filipina (1-1), sangat menguntungkan Timnas Indonesia. Sekalipun kita kalah lawan Vietnam. Pertandingan terakhir Indonesia vs Filipina (21/12) di Stadion Manahan (Solo) adalah kunci untuk lolos mendampingi Vietnam (semisal juara Group) ke semifinal.
Laos dan Filipina yang masing-masing baru mengumpulkan dua poin. Tak akan mampu mengejar Indonesia dengan tujuh poin (sekarang 4). Seandainya mampu mengalahkan Filipina dengan skor berapa pun. Laos, semisal menang lawan Myanmar, maksimal hanya 5 poin.
Apa yang dilakukan 'coach' Shin Tae Yong (STY) sudah baik. Berkebalikan dengan pelatih Vietnam Kim Sang-sik(KSS). STY berpikir "Outside The Box".
STY berani melakukan eksperimen dengan risiko tidak juara. Sementara Kim Sang-sik, tak berani bereksperiman yang bermanfaat untuk "kaderisasi". Kim Sang-sik tetap menggunakan "Inside The Box".
BACA JUGA:Davide Frattesi, Ingin Scudetto Lagi Bersama Inter Milan
Pemain tersebut terbukti Unggul. Dengan begitu, Vietnam ingin menjuarai ASEAN Cup 2024 lewat pemain-pemain mayoritas berusia di atas 27 tahun. Secara konvensional (alur vertikal), itu betul.
Namun bola itu "bundar". Dia bisa berkelok-kelok, membingkai dan mengelabui asumsi. Apalagi, boleh jadi Kim Sang-sik, dibatasi oleh asumsi dari dirinya sendiri.