"Gotcha" Klan Assad

"Gotcha" Klan Assad--Sabpri Piliang

Jauh sebelumnya (2006), karib seiya-sekata Partai Ba'ath Suriah di Irak (baca: Bashar Al-Assad), Saddam Hussein tewas di tiang gantungan. Harapan Assad untuk mempertahankan kekuasaan, tinggal pada kebaikan: Iran, Rusia, dan Hezbollah (Lebanon).

Inilah momentum mengakhiri 'klan' Assad. Sikap keras rezim Assad, sejak kekuasaan sang Ayah (Hafezh Al-Assad/1971-2000) yang memberangus semua perlawanan Islam, termasuk Ikhwanul Muslimin (1982). Saatnya berakhir.

Hezbollah yang biasanya cepat tanggap mem-"back up" Assad secara personel, kini terkunci di Lebanon. Kematian sebagian besar pemimpinnya, membuat Hezbollah lebih memilih konsolidasi untuk menghadapi Israel di babak baru. 

BACA JUGA:Mau Liburan yang Menenangkan? Air Terjun Madakaripura Bisa Jadi Pilihan!

Babak "wait and see", babak melihat apakah gencatan senjata dengan Israel saat ini, akan berumur panjang. Atau berumur pendek. Faktor eksternal Hezbollah, yaitu sikap Israel terhadap Hamas, akan menentukan konstelasi Timteng.

'Report "The Guardian" dua menit lalu menyebutkan. Kota Damaskus (Ibukota Suriah), telah jatuh ke tangan pasukan tokoh garis keras yang kini menjadi pragmatis (Abu Mohammed Al-Jolani/HTS). 

Kejatuhan Damaskus telah diduga. Ini setelah Kota Hama diduduki, dan pasukan HTS masuk ke Kota Homs. Homs sebagai penyangga Damaskus, tak mampu lagi menahan laju Pasukan pemberontak. Bashar Al-Assad pun melarikan diri. Belum diketahui kemana. 

Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) adalah gerilya Islam yang dibentuk oleh Al-Qaeda, yang kemudian memisahkan diri. Dalam perjalanannya, HTS sangat permusuhan dan berseberangan dengan ISIS. HTI dengan tegas menolak bertasbih dengan ISIS.

Bagaimana nasib Suriah pasca Bashar Al-Assad pergi? Apakah akan ada Pemerintahan Suriah di pengasingan? Perkembangan bergerak cepat. Kita tunggu.*(Sabpri Piliang)..

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan