"Mafia Choongham" dan Nasib Presiden
"Mafia Choongham" dan Nasib Presiden--Sabpri Piliang
KRISIS KOREA SELATAN
OLEH: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
PERNAH mendengar idiom "Mafia Barkeley". Untuk merujuk pada "Zaken Kabinet" di awal Pemerintahan Orde Baru (1970).
Mereka adalah ekonom yang menyelamatkan perekonomian Indonesia dari kehancuran warisan Pemerintahan Orde Lama yang karut marut.
Mafia Barkeley, adalah tamsil pada sejumlah "Ekonom" mumpuni Indonesia, lulusan Universitas Berkeley (AS) yang sangat harum namanya.
Mereka dihormati, karena di tangan merekalah Indonesia mengalami surplus: beras, crude oil (minyak mentah), swasembada pangan, dan banyak lagi.
BACA JUGA:Final 150Tv250T
Istilah ini pertama kali diperkenalkan Penulis AS David Ransom di sebuah Majalah "Ramparts" (1970). Ransom menggambarkan, para Ekonom tersebut sangat "ekspert".
Ini hanya ilustrasi untuk menggambarkan, alumni atau sekelompok perkawanan yang solid dalam menjalankan satu misi. Misi itu bisa untuk membangun stigma (positif), atau sebaliknya.
Di sebuah negara yang tengah menikmati kemakmuran (prosperity), inklusifitas kebudayaan K-POP, dan popularitas oleh anak muda dunia, tiba-tiba terjerembab oleh apa yang disebut "Mafia Choongham".
"Mafia Choongham", untuk menyebut para alumni "Senior High School" (SMA) di Korea Selatan. Untuk menyebut "in group" Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, terkait dengan pengumuman darurat militer olehnya.
Deklarasi "Fraksi (Mafia) Choongham", disebut demikian. Karena mereka yang diduga terlibat dalam deklarasi darurat militer. Semuanya adalah alumni (lulusan) SMA Choongham Seoul.