Dorong Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Usaha
ilustrasi--net
PAGARALAM POS, Pagaralam – Memberikan pelayanan terbaik bagi para petani kopi, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Perindagkop dan UKM) Kota Pagaralam melalui Koperasi Produsen Mandiri MAI telah mengambil langkah maju dengan menghadirkan Sistem Resi Gudang (SRG). Penitipan hasil panen kopi di SRG ini, bertempat di Dusun Aur Duri, Kelurahan Karang Dalo, Kecamatan Dempo Tengah.
Ketua Koperasi Produsen Mandiri MAI, Nisdiarti, menjelaskan penerapan Sistem Resi Gudang ini memberikan banyak manfaat bagi petani kopi, dalam mengelola hasil panen mereka.
Selain menjadi jaminan untuk mendapatkan pembiayaan, SRG juga memberikan peluang kepada petani, untuk menyimpan hasil panen dan menjualnya kembali saat harga di pasaran dianggap menguntungkan, yang dikenal sebagai ‘tunda jual’.
“Selain sebagai jaminan pembiayaan, Sistem Resi Gudang juga memungkinkan petani untuk menyimpan hasil panennya dan dijual kembali, ketika harga dianggap menguntungkan atau disebut tunda jual,” ujar Nisdiarti.
BACA JUGA:PAS Ganjil MAN 1 Gunakan Aplikasi Android
Penerapan SRG juga sebut Nisdiarti, secara tidak langsung mengasah kemampuan kewirausahaan para petani, karena mereka dapat menentukan waktu yang tepat untuk menjual hasil panen mereka dan memperoleh keuntungan yang optimal.
“Pemanfaatan SRG yang terus berkembang, memberikan peluang bisnis baru bagi para pelaku usaha.
Dengan SRG sebagai jaminan, para petani dapat memperoleh pinjaman hingga 70 persen dari nilai resi gudang.
Ini tidak hanya memberikan kepastian finansial bagi para petani, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan usaha di Kota Pagaralam,” harap Nisdiarti.
BACA JUGA:Mudahkan Masyarakat Urus Dokumen Kependudukan
Sementara, Oktari Febrianti dan Agus Kurniawan, petani kopi warga Dusun Rimba Candi, Kecamatan Dempo Tengah mengakui, dirinya menyambut baik kehadiran SRG ini.
Dan bahkan mereka juga telah menitipkan hasil panen kopi seberat 15 ton di SRG.
“Kita juga mendapatkan pinjaman dari Bank Jawa Barat (BJB) senilai Rp525 juta masing-masing.
Ini tentu saja menunjukkan potensi yang sangat signifikan, dengan perkiraan penitipan hingga 50-80 ton kopi pada bulan September mendatang,” ungkapnya. (Cg09/SZ14)