Fenomena BYD di Pasar Mobil RI, Pabrikan Jepang Mesti Waspada!

Fenomena BYD di Pasar Mobil RI, Pabrikan Jepang Mesti Waspada!--foto: kolase pagaralampos.co

KORANPAGARALAMPOS.CO - Persaingan pasar otomotif Indonesia semakin sengit, dengan hadirnya pabrikan-pabrikan mobil China yang kini agresif memasuki pasar, terutama dalam kategori mobil listrik atau electric vehicle (EV).

Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah BYD (Build Your Dreams), produsen mobil listrik asal China yang menunjukkan pencapaian signifikan di pasar Indonesia.

Berdasarkan data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), BYD mencatatkan penjualan sebanyak 11.024 unit dalam periode Juli hingga Oktober 2024.

Dengan pencapaian tersebut, BYD berhasil meraih 1,6% pangsa pasar dalam waktu yang relatif singkat, hanya empat bulan setelah pertama kali meluncurkan produknya di Indonesia pada akhir Juni 2024.

BACA JUGA:Mobil Terlaris Oktober 2024, Avanza Tetap Unggul, BYD M6 Mengejutkan, Cek Selengkapnya Disini!

Angka ini sangat menggembirakan, mengingat persaingan yang ketat di pasar otomotif Indonesia.

Lebih menarik lagi, pada Oktober 2024, BYD berhasil mencatatkan penjualan wholesales mencapai 2.488 unit, menempatkannya di posisi keenam, mengalahkan beberapa nama besar seperti Wuling, Mitsubishi Fuso, dan Isuzu yang sudah lebih dulu hadir di pasar Indonesia.

Posisi ini tentu menjadi tantangan besar bagi pabrikan otomotif Jepang yang sudah lama mendominasi pasar Indonesia.

Toyota, yang merupakan pemain utama dalam industri otomotif Indonesia, masih memimpin pasar dengan penjualan 235.331 unit atau 33,1% pangsa pasar selama Januari hingga Oktober 2024.

BACA JUGA:Perbandingan Mitsubishi Xpander Cross dan Suzuki XL-7, Tentukan Pilihan Terbaik untuk Mobil Keluarga?

Daihatsu dan Honda pun tetap berada di posisi kedua dan ketiga, dengan total penjualan masing-masing 139.945 unit (19,7%) dan 77.953 unit (11,0%).

Meski begitu, kehadiran BYD yang agresif menawarkan mobil listrik murah dan ramah lingkungan menjadi ancaman potensial bagi pabrikan Jepang yang lebih tradisional dalam menghadirkan produk mereka.

Menurut Yannes Martinus Pasaribu, pakar otomotif dan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), pabrikan Jepang perlu mewaspadai strategi agresif dari pabrikan China, khususnya BYD.

Menurutnya, untuk menghadapi tren tersebut, produsen mobil Jepang harus mampu melakukan inovasi dan menawarkan produk yang lebih menarik, terutama bagi konsumen muda yang kini semakin peduli dengan isu lingkungan dan keberlanjutan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan