Mengapa Pantai Pink Dianggap Sakral? Ini dia Cerita Mistis dan Keindahan Alam yang Harus Kalian Simak!

Mengapa Pantai Pink Dianggap Sakral? Ini dia Cerita Mistis dan Keindahan Alam yang Harus Kalian Simak!-Kolase by Pagaralampos.com-net

KORANPAGARALAMPOS.CO- Pantai Pink di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, adalah salah satu dari sedikit pantai di dunia yang memiliki pasir berwarna merah muda alami.

Pemandangan indah ini menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Namun, di balik keindahan Pantai Pink yang memukau, pantai ini juga menyimpan sejumlah misteri dan legenda yang membuatnya semakin unik dan memikat.

Pantai Pink memiliki warna yang khas berkat perpaduan pasir putih dan butiran koral merah yang berasal dari organisme laut bernama Foraminifera.

BACA JUGA:Kisah Pulau yang Muncul dan Hilang di Pantai Nihiwatu Sumba, Fakta atau Mitos?

Warna merah ini terhampar indah di sepanjang garis pantai, menciptakan gradasi warna unik yang tak mudah ditemukan di tempat lain.

Fenomena alam ini telah menarik perhatian para ilmuwan, fotografer, dan wisatawan, namun bagi masyarakat setempat, keindahan ini tidak hanya berasal dari fenomena geologi, melainkan juga dari unsur mistis yang menyelimutinya.

Masyarakat lokal di Pulau Komodo memiliki berbagai kisah tentang asal usul Pantai Pink yang beredar turun-temurun.

Salah satu legenda yang paling terkenal adalah tentang adanya roh penjaga pantai yang melindungi wilayah ini dari bahaya dan gangguan.

BACA JUGA:Asal Usul Telur Naga Raja Ampat, Cerita Mistis di Balik Kepulauan Surga yang Tersembunyi!

Konon, pada malam-malam tertentu, terutama saat bulan purnama, masyarakat sekitar mengaku melihat kilatan cahaya yang datang dari arah laut, seolah-olah ada sesuatu yang menyala di bawah permukaan air.

Cahaya misterius ini dipercaya sebagai tanda dari arwah penjaga pantai yang ingin menampakkan dirinya atau memperingatkan manusia untuk tidak merusak keindahan alam di sekitar pantai ini.

Para nelayan bahkan sering kali menganggap cahaya tersebut sebagai petunjuk arah dalam menghindari bahaya,

dan sebagian besar dari mereka percaya bahwa mereka tidak boleh melanggar aturan adat atau berperilaku sembarangan di area Pantai Pink untuk menjaga keharmonisan dengan alam dan para ‘penunggu’ tak kasat mata.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan