Agama GPT
Disway--Disway
Saya sendiri belum pernah berhubungan dengan ChatGPT. Maka setelah membaca hasil dialog beliau dengan ChatGPT, saya balik bertanya: apakah beliau sudah sering menggunakan ChatGPT?
BACA JUGA:Ukir Prestasi Festival Anak Sholeh Indonesia
"Sesekali," jawabnya.
"Apakah Prof percaya pada kebenaran jawaban ChatGPT?”
Beliau menjawab pakai Bahasa Jawa kromo inggil. Intinya: jawaban ChatGPT tidak selalu akurat. Apalagi di soal yang tidak terlalu banyak dibicarakan di internet.
Sangat menarik bagaimana ChatGPT menjawab pertanyaan-pertanyaan Prof Sutiman.
BACA JUGA:Dukung Ekonomi Hijau di Pagar Alam
Maka inilah kutipan lengkap dialog Prof Sutiman dengan ChatGPT. Apa adanya:
AGAMA PILIHAN CHATGPT.
You said:
Dari semua ajaran agama di dunia, coba kamu pikirkan mana yang paling rasional, tanpa bias pendapat manusia!
ChatGPT said:
BACA JUGA:Jalankan PHBS, Cegah Bibit Penyakit
Pertanyaan tentang agama mana yang paling rasional sulit dijawab secara objektif karena konsep rasionalitas dalam konteks agama sangat bergantung pada perspektif masing-masing individu dan kerangka logika yang mereka gunakan. Setiap agama besar di dunia memiliki unsur kepercayaan, yang dalam beberapa hal melampaui batas-batas rasionalitas, terutama dalam hal metafisika dan konsep ketuhanan. Namun, beberapa poin berikut bisa menjadi dasar analisis:
Islam: Dalam tradisi Islam, rasionalitas dan akal mendapat tempat penting. Islam mendorong pengikutnya untuk memanfaatkan akal dan logika dalam memahami alam semesta, yang dianggap sebagai tanda-tanda kebesaran Tuhan (ayat kauniyah). Banyak filsuf Muslim, seperti Al-Ghazali dan Ibnu Sina, yang mencoba menyintesiskan ajaran agama dengan filsafat rasional Yunani. Alquran juga mengajak manusia untuk berpikir dan merenung tentang ciptaan-Nya.