Panorama Yang Sangat Indah Berupa Perbukitan Dan Pesawahan: Curug Cileat

Reporter: Meydia |

Editor: Meydia |

Rabu , 06 Dec 2023 - 11:14

Panorama Yang Sangat Indah Berupa Perbukitan Dan Pesawahan: Curug Cileat -foto:net-net

"Jika tidak tahu tempat, warga sini siap mengantar pengunjung supaya tidak tersesat di hutan," tukas Ade.

Dalam perjalanan menuju air terjun ini, pengunjung akan melewati 3 air terjun dengan ketinggian yang relatif rendah, yang bisa dijadikan tempat beristirahat sebelum meneruskan perjalanan.

Selain itu, hutan dengan pohon yang rapat akan ditemui di sepanjang perjalanan selama 1 jam tersebut.

Aliran air terjun dari tebing setinggi 100 meter tersebut, kemudian mengalir melalui Sungai Ciseupan kemudian berhilir di Sungai Cipunagara.

"Jika liburan panjang, pengunjung meningkat. Kami warga kampung Cibago, menginap di sekitaran air terjun untuk berjualan karena pengunjung juga banyak yang berkemah," ujar Ade.

Ade menjelaskan, ketinggian air terjun Cileat ini menjadi primadona di Kabupaten Subang.

Hanya saja, campur tangan pemerintah belum terasa sehingga obyek wisata alam air terjun ini kurang berkembang.

"Selama ini dikelola sama warga kampung sini saja tanpa ada bantuan dari pemerintah. Kami memungut biaya masuknya Rp 6000.

Bagusnya pemerintah daerah membantu memfasilitasi pengembangan wisata ini dengan mempermudah akses jalan kendaraan maupun akses untuk jalan kaki, supaya bisa dilewati semua kalangan dan tidak membahayakan pengunjung," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Disudpar Kabupaten Subang, Agus Tias diruang kerjanya membenarkan jika Curug Cileat yang berada di kaki Gunung Canggah Desa Mayang, Kecamatan Cisalak merupakan air terjun tertinggi di Kabupaten Subang.

Bahkan tuturnya, kemolekan yang dimiliki kawasan air terjun itu sangat potensial untuk meningkatkan pendapataan asli daerah (PAD).

Namun sayang masih terkendala buruknya infrastuktur menuju air terjun tersebut.

panorama yang sangat indah berupa perbukitan dan pesawahan: curug cileat                             pagaralampos.co- curug cileat adalah sebuah curug atau air terjun yang terletak di kabupaten subang bagian selatan, provinsi jawa barat, indonesia. 
belum diketahui pasti ketinggian curug cileat namun diperkirakan tingginya sekira 100 meter dengan debit air yang sangat besar terlebih saat musim penghujan.
 curug cileat merupakan salah satu alternatif destinasi wisata favorit para pelancong, yang berlokasi di kawasan hutan gunung canggah, perbatasan desa mayang dengan cimanggu, kecamatan cisalak, subang. 
memiliki panorama yang sangat indah berupa perbukitan dan pesawahan, curug cileat yang dilengkapi empat air terjun alami tersebut, ternyata menyimpan kisah lain, mulai dari cerita historis hingga mistis.
baca juga:pesona alam keindahan wisata mata air sumber sirah: malang
di tempat ini juga terdapat  air  terjun  tertinggi  pun di subang selatan berada di kampung cibago desa mayang kecamatan cisalak. 
masyarakat subang menyebutnya curug (air terjun) cileat.
tokoh kampung cibago ade (58) menyebut air terjun itu tertinggi di subang, karena di atas 100 meter, dan berada di tebing-tebing tinggi di kaki gunung canggah.
air terjun tertinggi di kabupaten subang itu bisa diakses dari  jalan cagak kemudian mengambil arah ke jalan cisalak, lalu  masuk ke jalan desa mayangan dari jalan gardu sayang kecamatan cisalak.
kampung cibago menjadi kampung terakhir yang akan ditemui setelah melewati jalan desa mayangan dengan kendaraan.  
baca juga:dibalik misteri pantai goa cina, inilah keindahan alam yang menjadikan primadona baru wisata pantai di malang
dari kampung cibago ini harus dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 5 kilometer atau dengan waktu tempuh  1 jam perjalanan melewati areal pesawahan dan hutan.
infrastruktur jalan desa menuju kampung terakhir yang buruk, menjadi kendala yang akan ditemui menuju air terjun cileat.
 meski begitu, setiap akhir pekan atau libur nasional, puluhan orang setia mengunjungi air terjun tersebut, bahkan berkemah di area hutan di sekitar air terjun.
"jika tidak tahu tempat, warga sini siap mengantar pengunjung supaya tidak tersesat di hutan," tukas ade.
baca juga:salahsatu wadah promosi pariwisata pagaralam
dalam  perjalanan menuju air terjun ini, pengunjung akan melewati 3 air terjun dengan ketinggian yang relatif rendah, yang bisa dijadikan tempat beristirahat sebelum meneruskan perjalanan. 
selain itu,  hutan dengan pohon yang rapat akan ditemui di sepanjang perjalanan selama 1 jam tersebut.
aliran air terjun dari tebing setinggi 100 meter tersebut, kemudian mengalir melalui sungai ciseupan kemudian berhilir di sungai cipunagara.
"jika liburan panjang, pengunjung meningkat. kami warga kampung cibago, menginap di sekitaran air terjun untuk berjualan karena pengunjung juga banyak yang berkemah," ujar ade.
baca juga:destinasi wisata seru di lembang bandung barat: the great asia africa
ade menjelaskan, ketinggian air terjun cileat ini menjadi primadona di kabupaten subang. 
hanya saja, campur tangan pemerintah belum terasa sehingga obyek wisata alam air terjun ini kurang berkembang.
"selama ini dikelola sama warga kampung sini saja tanpa ada bantuan dari pemerintah. kami memungut biaya masuknya rp 6000. 
bagusnya pemerintah daerah membantu memfasilitasi pengembangan wisata ini dengan mempermudah akses jalan kendaraan maupun akses untuk jalan kaki, supaya bisa dilewati semua kalangan dan tidak membahayakan pengunjung," katanya.
baca juga:wisata alam dengan konsep nomadic tourism terbaik versi kementerian pariwisata: orchid forest cikole
sementara itu,  sekretaris disudpar kabupaten subang, agus tias diruang kerjanya membenarkan jika curug cileat yang berada di kaki gunung canggah desa mayang, kecamatan cisalak merupakan air terjun tertinggi di kabupaten subang.
bahkan tuturnya, kemolekan yang dimiliki  kawasan air terjun itu sangat potensial untuk meningkatkan pendapataan asli daerah (pad). 
namun sayang masih terkendala buruknya infrastuktur menuju air terjun tersebut.
baca juga:tempat wisata yang nyaman untuk rekreasi bersama keluarga: forest walk babakan
untuk pengembang wisata air terjun yang merupakan aset perhutani tersebut, tutur agus, dibutuhkan anggaran yang cukup besar.
 sementara dengan apbd subang yang hanya sekitar rp 1,5 triliun, tidak akan mampu untuk mengembangkan air terjun itu secara maksimal.
"kalau hanya menggunakan apbd subang, tidak akan sanggup, pengembanganya harus ada bantuan dari apbd provinsi dan perhutani, apalagi itu kan aset milik perhutani, artinya pengembangan itu harus dilakukan secara  tripartit, paling solusinya begitu," kata  agus.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Pagaralam Pos, 6 Oktober 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan