Destinasi yang Dulu Viral, Kini Sepi, Apa yang Sebenarnya Terjadi?!

Reporter: Zulfani |

Editor: Almi |

Senin , 09 Sep 2024 - 02:34

Destinasi yang Dulu Viral, Kini Sepi, Apa yang Sebenarnya Terjadi?!--

Namun, setelah beberapa bulan atau tahun, daya tarik tersebut mulai pudar seiring munculnya destinasi wisata baru yang lebih menarik atau unik.

Over-Exploitation: Ketika suatu destinasi menjadi sangat populer, banyak wisatawan yang berbondong-bondong datang tanpa memperhatikan aspek kelestarian alam.

Akibatnya, fasilitas di tempat tersebut bisa cepat rusak, lingkungan menjadi kotor, dan daya tarik alamiah dari tempat tersebut berkurang.

Ketika pengunjung merasa kecewa dengan kondisi yang mereka temui, mereka cenderung menyebarkan ulasan negatif, dan ini bisa mengurangi minat pengunjung lain.

Fasilitas yang Kurang Memadai: Ketika sebuah tempat wisata menjadi viral, pengelola sering kali tidak siap menghadapi lonjakan jumlah pengunjung.

Fasilitas yang terbatas, seperti area parkir, toilet, atau tempat makan, tidak mampu mengakomodasi kebutuhan wisatawan. Ini menyebabkan ketidaknyamanan dan membuat wisatawan enggan kembali ke tempat tersebut.

Minimnya Pengelolaan dan Promosi Lanjutan: Banyak destinasi wisata viral yang tidak dikelola dengan baik setelah mencapai popularitasnya.

Tidak adanya upaya untuk memperbaiki fasilitas, menjaga kebersihan, atau mengadakan acara-acara menarik dapat membuat wisatawan merasa bosan dan mencari destinasi lain yang lebih segar dan terawat.

Selain itu, kurangnya promosi lanjutan membuat destinasi ini perlahan-lahan terlupakan.

Perubahan Tren Wisata: Tren wisata selalu berubah. Dulu, orang-orang tertarik pada destinasi yang menawarkan spot foto Instagramable.

Kini, tren beralih ke wisata yang menawarkan pengalaman yang lebih personal, seperti wisata budaya, kuliner, atau ekowisata. Tempat yang hanya mengandalkan spot foto tanpa pengalaman lain cenderung cepat kehilangan daya tariknya.

Contoh Destinasi Wisata yang Kini Sepi

destinasi yang dulu viral, kini sepi, apa yang sebenarnya terjadi?!                            koranpagaralampos.co - dunia pariwisata selalu bergerak dinamis.
destinasi yang pernah menjadi perbincangan hangat di media sosial dan mendadak viral bisa saja tiba-tiba meredup dan ditinggalkan pengunjung.
tidak jarang tempat-tempat yang dulunya ramai oleh wisatawan kini tampak sepi bak kuburan.
apa yang menyebabkan destinasi wisata yang dulu viral tiba-tiba menjadi tak populer? mari kita eksplorasi fenomena ini lebih lanjut.
baca juga:sesudah dikunjungi h. alpian maskoni, wisatawan curup besemah meningkat drastis
fenomena viralitas dalam pariwisata
media sosial memiliki peran besar dalam mempopulerkan tempat wisata. foto-foto menakjubkan, video-video aesthetic, serta ulasan positif yang beredar secara masif dapat dengan cepat mengubah suatu destinasi menjadi "viral."
tiba-tiba, semua orang ingin datang ke tempat itu. namun, fenomena viral ini sering kali bersifat sementara. setelah popularitasnya mencapai puncak, ada kemungkinan tempat tersebut mulai kehilangan daya tariknya.
salah satu contoh nyata dari fenomena ini adalah beberapa destinasi wisata di indonesia yang sempat viral beberapa tahun lalu, tetapi kini mulai dilupakan.
destinasi ini bisa berupa pantai, air terjun, hutan pinus, atau kafe-kafe tematik yang dulu sangat ramai pengunjung. kini, tempat-tempat tersebut tampak sepi dan tidak lagi menarik perhatian seperti sebelumnya.
baca juga:5 rekomendasi wisata pantai 
mengapa wisata viral bisa sepi?
ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan wisata yang dulu viral kini menjadi sepi pengunjung, bahkan bak kuburan:
euforia yang sementara: viralitas sering kali hanya bersifat sementara. ketika sebuah tempat baru saja ditemukan dan diperkenalkan ke publik, euforia untuk mengunjungi tempat tersebut sangat tinggi.
namun, setelah beberapa bulan atau tahun, daya tarik tersebut mulai pudar seiring munculnya destinasi wisata baru yang lebih menarik atau unik.
over-exploitation: ketika suatu destinasi menjadi sangat populer, banyak wisatawan yang berbondong-bondong datang tanpa memperhatikan aspek kelestarian alam.
baca juga:menjelajahi pesona alam papua barat: 5 destinasi wisata eksotis yang belum banyak diketahui
akibatnya, fasilitas di tempat tersebut bisa cepat rusak, lingkungan menjadi kotor, dan daya tarik alamiah dari tempat tersebut berkurang.
ketika pengunjung merasa kecewa dengan kondisi yang mereka temui, mereka cenderung menyebarkan ulasan negatif, dan ini bisa mengurangi minat pengunjung lain.
fasilitas yang kurang memadai: ketika sebuah tempat wisata menjadi viral, pengelola sering kali tidak siap menghadapi lonjakan jumlah pengunjung.
fasilitas yang terbatas, seperti area parkir, toilet, atau tempat makan, tidak mampu mengakomodasi kebutuhan wisatawan. ini menyebabkan ketidaknyamanan dan membuat wisatawan enggan kembali ke tempat tersebut.
baca juga:5 destinasi wisata di lombok yang wajib kalian kunjungi
minimnya pengelolaan dan promosi lanjutan: banyak destinasi wisata viral yang tidak dikelola dengan baik setelah mencapai popularitasnya.
tidak adanya upaya untuk memperbaiki fasilitas, menjaga kebersihan, atau mengadakan acara-acara menarik dapat membuat wisatawan merasa bosan dan mencari destinasi lain yang lebih segar dan terawat.
selain itu, kurangnya promosi lanjutan membuat destinasi ini perlahan-lahan terlupakan.
perubahan tren wisata: tren wisata selalu berubah. dulu, orang-orang tertarik pada destinasi yang menawarkan spot foto instagramable.
baca juga:fakta menarik pantai parai tenggiri, wisata alam yang menawarkan kejernihan laut dan aktivitas seru
kini, tren beralih ke wisata yang menawarkan pengalaman yang lebih personal, seperti wisata budaya, kuliner, atau ekowisata. tempat yang hanya mengandalkan spot foto tanpa pengalaman lain cenderung cepat kehilangan daya tariknya.
contoh destinasi wisata yang kini sepi
beberapa destinasi wisata di indonesia mengalami fenomena ini. contoh nyatanya adalah kafe-kafe tematik yang sempat viral di kawasan pegunungan atau perbukitan.
awalnya, kafe-kafe ini menjadi magnet bagi para pecinta fotografi dan wisatawan yang mencari suasana unik. namun, ketika tempat-tempat serupa bermunculan di berbagai daerah, kafe-kafe tersebut mulai kehilangan pesonanya.
selain itu, destinasi alam seperti air terjun atau hutan pinus yang dulu viral karena keindahan dan suasana alamnya kini tampak tak lagi seramai dulu.
baca juga:pesona surga di atas awan: 3 destinasi wisata alam di magelang yang spektakuler
banyak tempat ini yang sudah tidak terawat dengan baik, lingkungan yang tercemar, atau bahkan ditinggalkan karena pengunjung merasa bosan.
cara mengembalikan popularitas destinasi wisata yang meredup
meski beberapa destinasi wisata mengalami penurunan popularitas, bukan berarti mereka tidak bisa kembali bangkit. ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengembalikan daya tarik suatu destinasi:
perbaikan fasilitas dan infrastruktur: fasilitas yang memadai dan nyaman adalah salah satu kunci untuk menarik kembali wisatawan.
baca juga:6 destinasi wisata menakjubkan di taman nasional gunung leuser
dengan melakukan perbaikan fasilitas umum seperti toilet, area parkir, dan jalur pejalan kaki, pengelola dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung.
promosi ulang dengan konten menarik: mengadakan kampanye promosi yang menarik melalui media sosial dan bekerja sama dengan influencer atau travel blogger bisa membantu menghidupkan kembali minat wisatawan.
mengubah sudut pandang promosi dari sekadar spot foto menjadi pengalaman wisata yang lebih mendalam juga bisa menjadi strategi efektif.
penambahan atraksi baru: menambahkan atraksi atau kegiatan baru di destinasi tersebut dapat menarik minat wisatawan.
baca juga:4 makanan paling digemari di indonesia
misalnya, mengadakan festival, pertunjukan seni, atau menghadirkan pengalaman kuliner lokal dapat memberi alasan bagi pengunjung untuk datang kembali.
pelestarian lingkungan dan edukasi: mengedukasi wisatawan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan bisa membantu mempertahankan keindahan alam tempat wisata.
selain itu, upaya pelestarian ini juga akan menarik perhatian wisatawan yang peduli dengan lingkungan.
destinasi wisata yang dulu viral kini sepi bak kuburan bukanlah hal yang aneh dalam dunia pariwisata yang dinamis. namun, dengan pengelolaan yang baik, promosi yang efektif, dan perbaikan fasilitas, destinasi tersebut bisa kembali menarik minat pengunjung.
baca juga:sesudah dikunjungi h. alpian maskoni, wisatawan curup besemah meningkat drastis
wisata tidak hanya soal viralitas, tetapi juga tentang memberikan pengalaman yang berarti dan berkelanjutan bagi para pengunjung.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Pagaralam Pos, 20 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan