Keanekaragaman Flora dan Fauna di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Berikut Daftarnya!!!!

Reporter: Nopan |

Editor: Ari |

Minggu , 08 Sep 2024 - 07:43

Gunung Salak--Net

KORANPAGARALAMPOS.CO - Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) adalah salah satu kawasan konservasi terbesar di Pulau Jawa, terletak di perbatasan Jawa Barat dan Banten.

Dengan luas sekitar 113.357 hektar, taman nasional ini menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa, baik dari segi flora maupun fauna.

Ketinggian yang bervariasi, mulai dari 500 hingga 1.929 meter di atas permukaan laut, serta kondisi geografisnya yang beragam, membuat TNGHS menjadi habitat ideal bagi berbagai spesies tumbuhan dan satwa yang beberapa di antaranya endemik dan terancam punah.

Flora di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Hutan di TNGHS terdiri dari beberapa jenis, seperti hutan hujan tropis dataran rendah dan hutan pegunungan.

Keanekaragaman flora di taman ini sangat beragam, dan beberapa di antaranya memiliki nilai ekologi serta ekonomi yang penting.

Pohon Rasamala (Altingia excelsa)

Rasamala adalah salah satu jenis pohon besar yang mendominasi kawasan hutan di TNGHS.

Pohon ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 60 meter dan memiliki batang lurus dengan diameter besar.

Kayu rasamala sering digunakan sebagai bahan bangunan karena kekuatannya, namun saat ini perlindungan terhadap pohon ini penting dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan.

Pohon Puspa (Schima wallichii)

Puspa adalah pohon yang sering ditemukan di hutan pegunungan.

keanekaragaman flora dan fauna di taman nasional gunung halimun salak, berikut daftarnya!!!!                            koranpagaralampos.co - taman nasional gunung halimun salak (tnghs) adalah salah satu kawasan konservasi terbesar di pulau jawa, terletak di perbatasan jawa barat dan banten.
dengan luas sekitar 113.357 hektar, taman nasional ini menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa, baik dari segi flora maupun fauna.
ketinggian yang bervariasi, mulai dari 500 hingga 1.929 meter di atas permukaan laut, serta kondisi geografisnya yang beragam, membuat tnghs menjadi habitat ideal bagi berbagai spesies tumbuhan dan satwa yang beberapa di antaranya endemik dan terancam punah.
flora di taman nasional gunung halimun salak
hutan di tnghs terdiri dari beberapa jenis, seperti hutan hujan tropis dataran rendah dan hutan pegunungan.
baca juga:6 destinasi wisata menakjubkan di taman nasional gunung leuser
keanekaragaman flora di taman ini sangat beragam, dan beberapa di antaranya memiliki nilai ekologi serta ekonomi yang penting.
pohon rasamala (altingia excelsa)
rasamala adalah salah satu jenis pohon besar yang mendominasi kawasan hutan di tnghs.
pohon ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 60 meter dan memiliki batang lurus dengan diameter besar.
kayu rasamala sering digunakan sebagai bahan bangunan karena kekuatannya, namun saat ini perlindungan terhadap pohon ini penting dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan.
baca juga:pasangan alaf siap majukan wisata air terjun besemah
pohon puspa (schima wallichii)
puspa adalah pohon yang sering ditemukan di hutan pegunungan.
pohon ini tumbuh di lereng-lereng curam dan berfungsi sebagai pengikat tanah yang mencegah erosi.
daun dan bunganya yang cantik juga menambah keindahan alam hutan di sekitar taman nasional gunung halimun salak.
anggrek hutan
tnghs juga dikenal sebagai surga bagi berbagai spesies anggrek, salah satunya adalah anggrek hitam (coelogyne pandurata), yang merupakan jenis langka dan dilindungi.
baca juga:wajib diketahui, ini sejarah destinasi wisata candi borobudur
anggrek ini tumbuh di dataran tinggi yang lembab dan memiliki keunikan bunga berwarna hitam kehijauan.
kantong semar (nepenthes sp.)
tumbuhan karnivora ini adalah spesies unik yang dapat dijumpai di kawasan tnghs.
kantong semar hidup di tanah asam atau kurang subur dan memiliki kantong khusus yang berfungsi untuk menangkap serangga sebagai sumber nutrisinya.
jenis tumbuhan ini menarik perhatian para peneliti dan pecinta botani karena keunikannya.
baca juga:6 destinasi wisata menarik di taman nasional tesso nilo, berikut daftarnya!!!
fauna di taman nasional gunung halimun salak
keanekaragaman fauna di tnghs tidak kalah menariknya.
berkat ekosistem yang kaya, taman nasional ini menjadi rumah bagi berbagai spesies satwa langka, termasuk mamalia besar, burung, reptil, dan amfibi.
owa jawa (hylobates moloch)
owa jawa merupakan salah satu primata endemik pulau jawa yang terancam punah.
satwa ini dikenal karena suaranya yang khas dan kemampuannya untuk bergelantungan dengan cepat di antara pohon-pohon tinggi.
baca juga:3 tempat wisata di malang hits yang wajib dikunjungi
owa jawa adalah spesies yang sangat dilindungi, karena habitatnya yang semakin menyempit akibat deforestasi.
macan tutul jawa (panthera pardus melas)
macan tutul jawa adalah predator puncak yang sangat jarang terlihat di tnghs, namun keberadaannya tetap penting untuk keseimbangan ekosistem.
hewan ini sangat terancam punah akibat perburuan dan hilangnya habitat.
sebagai spesies karnivora utama, macan tutul berperan dalam menjaga populasi herbivora tetap terkendali.
baca juga:5 destinasi wisata di lombok yang wajib kalian kunjungi
elang jawa (nisaetus bartelsi)
elang jawa adalah salah satu burung pemangsa yang sangat terkenal di indonesia dan menjadi maskot negara ini.
burung elang ini sering terlihat terbang tinggi di atas hutan lebat tnghs, mencari mangsa seperti tikus dan reptil kecil.
dengan populasi yang semakin menurun, elang jawa termasuk dalam daftar spesies yang dilindungi.
surili (presbytis comata)
surili adalah primata endemik lainnya yang dapat dijumpai di taman nasional gunung halimun salak.
baca juga:temukan keindahan prabumulih melalui 6 destinasi wisata menakjubkan yang kami pilihkan!
hewan ini hidup dalam kelompok kecil dan lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pohon untuk mencari makan berupa daun-daunan dan buah-buahan.
surili juga merupakan spesies yang rentan terhadap perubahan habitat.
leopard cat (prionailurus bengalensis)
kucing liar kecil ini juga mendiami hutan-hutan di kawasan tnghs.
meski ukurannya kecil, kucing hutan ini adalah predator yang handal. ia sering memangsa tikus, burung, dan reptil kecil.
baca juga:4 destinasi wisata ini cocok jadi inspirasi liburan idaman kalian
kucing hutan ini lebih aktif di malam hari dan berperan penting dalam mengendalikan populasi hama alami.
upaya konservasi di taman nasional gunung halimun salak
kekayaan flora dan fauna di tnghs tidak lepas dari ancaman seperti deforestasi, perburuan liar, dan perubahan iklim.
oleh karena itu, upaya konservasi terus dilakukan oleh pemerintah serta berbagai lembaga non-pemerintah untuk melindungi keanekaragaman hayati di kawasan ini.
program rehabilitasi hutan, patroli anti perburuan, serta pendidikan lingkungan kepada masyarakat sekitar menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
baca juga:pesona wisata alam wonogiri: liburan hemat dengan pemandangan mempesona
selain itu, taman nasional ini juga menjadi tempat penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami lebih dalam ekosistem dan mencari solusi terbaik untuk menjaga keanekaragaman hayati.
wisata alam dan edukasi
selain menjadi kawasan konservasi, tnghs juga menarik perhatian wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan keanekaragaman hayatinya.
beberapa jalur trekking populer seperti jalur menuju air terjun dan canopy trail memungkinkan pengunjung untuk melihat langsung flora dan fauna di habitat alaminya.
program edukasi dan ekowisata di tnghs memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk belajar tentang pentingnya konservasi dan peran yang dapat mereka lakukan dalam menjaga alam.
baca juga:pesona surga di atas awan: 3 destinasi wisata alam di magelang yang spektakuler
taman nasional gunung halimun salak adalah salah satu kawasan konservasi penting di indonesia yang menawarkan keanekaragaman flora dan fauna yang memukau.
kekayaan hayati yang ada di kawasan ini tidak hanya menjadi warisan alam yang harus dilestarikan, tetapi juga sumber inspirasi untuk menghargai alam dan upaya konservasi.
dengan perlindungan yang berkelanjutan, keanekaragaman flora dan fauna di tnghs diharapkan dapat terus hidup dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Pagaralam Pos, 17 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan