Motor Listrik Masih Sepi Peminat, Ada Apa? Begini Tanggapan Honda!
Motor Listrik Masih Sepi Peminat, Ada Apa? Begini Tanggapan Honda!--
KORANPAGARALAMPOS.CO - Di tengah upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mengadopsi teknologi ramah lingkungan, motor listrik di Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal adopsi.
Meskipun subsidi harga sebesar Rp 7 juta telah diterapkan untuk menarik minat konsumen, penjualan motor listrik di Tanah Air tetap minim.
Berdasarkan data terbaru, kontribusi motor listrik dalam total pasar roda dua di Indonesia baru sekitar satu persen.
Mengapa motor listrik belum dapat meraih popularitas yang diharapkan? Thomas Wijaya, Executive Vice President Director (EVPD) PT Astra Honda Motor (AHM), memberikan wawasan mendalam tentang alasan di balik kurangnya minat terhadap motor listrik, serta tantangan yang dihadapi oleh industri ini.
BACA JUGA:Sempat Menghilang, Bajaj Menggebrak Pasar Motor Listrik dengan Gaya Retro, Ini Penampakan Motornya!
Faktor Utama: Kinerja dan Persepsi
Menurut Thomas Wijaya, salah satu alasan utama mengapa motor listrik belum populer di Indonesia adalah kinerjanya.
Masyarakat Indonesia, yang cenderung mencari performa tinggi dalam sepeda motor mereka, masih meragukan kemampuan motor listrik dalam hal kecepatan dan jarak tempuh.
"Motor listrik ya sampai saat ini kan kontribusi kira-kira berapa ya? 1 persen-lah ya, ini untuk total market. Kalau kita lihat sih motor listrik itu masih membutuhkan, satu, performance-lah. Jadi performance dalam arti kecepatan, jarak," ujar Thomas.
BACA JUGA:Pengendara Motor Wajib Paham, Inilah Tanda-Tanda Minyak Rem Motor Perlu Segera Diganti
Kebutuhan akan performa yang baik, terutama pada tanjakan dan turunan, masih menjadi kekhawatiran utama bagi konsumen.
Mereka sering kali bertanya-tanya tentang kemampuan motor listrik dalam menghadapi kondisi jalan yang bervariasi.
Ketidakpastian mengenai seberapa baik motor listrik dapat menangani berbagai situasi berkendara menjadi salah satu faktor yang menghambat minat pembeli.
Keamanan dan Infrastruktur: Aspek yang Belum Terpenuhi