Rekomendasi Makanan Khas Cirebon untuk Pengalaman Kuliner yang Berkesan!
Rekomendasi Makanan Khas Cirebon untuk Pengalaman Kuliner yang Berkesan!--
Hidangan ini biasanya disajikan dengan nasi atau lontong, dan ditambah dengan taburan bawang goreng serta daun kucai yang menambah cita rasa dan tekstur pada setiap suapan.
3. Tahu Gejrot
Tahu Gejrot merupakan makanan ringan khas Cirebon yang telah mendapatkan popularitas di berbagai daerah di Indonesia.
BACA JUGA:10 Ragam Kuliner Sate Khas Indonesia : Fakta Menarik Nama Sate yang Unik
Hidangan ini terdiri dari potongan tahu goreng yang disajikan dengan kuah asam manis pedas, yang terbuat dari campuran gula merah, bawang putih, bawang merah, cabai rawit, dan cuka.
Keunikan dari Tahu Gejrot terletak pada cara penyajiannya, di mana tahu yang telah digoreng dipotong kecil-kecil dan disiram dengan kuah hingga meresap.
Rasa gurih dari tahu yang dipadukan dengan kuah pedas manis ini memberikan sensasi rasa yang khas dan memanjakan lidah. Tahu Gejrot biasanya disajikan dalam piring kecil dan dimakan dengan tusuk gigi, menjadikannya camilan yang sempurna untuk dinikmati kapan saja.
4. Docang
Docang adalah makanan tradisional Cirebon yang sering dijadikan menu sarapan oleh masyarakat setempat. Hidangan ini terdiri dari lontong yang disajikan dengan tauge, daun singkong, kelapa parut, dan kerupuk, lalu disiram dengan kuah oncom yang gurih.
BACA JUGA:Pecinta Pedas Wajib Cobain, 4 Rekomendasi Kuliner Seblak di Kuningan Jawa Barat yang Enak!
Oncom yang digunakan adalah oncom merah, yang memiliki rasa lebih kuat dibandingkan oncom hitam.
Docang memiliki cita rasa yang segar dan gurih, dengan perpaduan antara tekstur lembut lontong, renyahnya tauge, dan gurihnya oncom. Makanan ini biasanya disajikan hangat, membuatnya menjadi pilihan sarapan yang mengenyangkan dan sehat.
Meskipun terkesan sederhana, Docang memiliki cita rasa yang kompleks dan khas, menjadikannya favorit di kalangan masyarakat Cirebon.
5. Sate Kalong
Nama Sate Kalong mungkin terdengar sedikit aneh bagi sebagian orang. Namun, sate ini sama sekali tidak terbuat dari kalong (kelelawar). Nama tersebut berasal dari kebiasaan penjualnya yang biasanya mulai berjualan pada malam hari, layaknya kelelawar yang aktif di malam hari.