Menyusuri Gunung Tertinggi Sumatera Utara: Tantangan dan Keindahan Gunung Sibuatan

--

Jalur pendakian yang umum digunakan adalah dari Desa Nagalingga, yang dikelola oleh Generasi Muda Pelestari (Gempari) Nagalingga.

Gunung Sibuatan memiliki lima shelter, dengan shelter 5 menjadi tempat terbaik untuk mendirikan tenda.

Dari shelter 5, puncak pilar bertuliskan "SEC TRIANG No. 191" hanya berjarak sekitar 15 menit.

Ketersediaan Air dan Logistik

Sumber air di Gunung Sibuatan hanya tersedia di dekat pos pintu rimba, yang menjadi tantangan tambahan bagi pendaki karena harus membawa cukup air dari bawah untuk keperluan minum dan memasak selama berada di gunung.

BACA JUGA:Menjelajahi Kisah Misterius Wisata Gunung Tangkuban Perahu, Kisahnya Tetap Ada Dikalangan Masyarakat

BACA JUGA:Dibalik Puncak Gunung Andong: Mayat Tanpa Kepala dan Jembatan Setan

Pengelola juga sangat memperhatikan ketersediaan logistik sebelum mengizinkan pendaki untuk memulai perjalanan.

Jika logistik yang dibawa tidak mencukupi, pendaki diwajibkan melengkapinya terlebih dahulu, terutama air, pengobatan, dan penerangan.

Kesadaran Lingkungan

Salah satu keunggulan pengelolaan Gunung Sibuatan adalah perhatian terhadap sampah.

Sebelum pendakian, semua logistik yang berpotensi menghasilkan sampah akan dicatat dengan detail, termasuk jumlah batang rokok yang dibawa.

BACA JUGA:Menyeramkan 8 Fakta Kisah Misteri Gunung Wilis Serta Ular Penjaga Gunung

BACA JUGA:Keindahan Gunung Andong: Panduan Jalur Pendakian

Setelah pendakian, pendaki diwajibkan membawa kembali sampah yang dihasilkan, dan jika jumlah sampah yang dikembalikan kurang dari yang dicatat, pendaki bisa dikenakan sanksi berupa denda sebesar Rp500.000 atau diwajibkan mengutip sampah di sekitar Desa Nagalingga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan