Lelaki Tampon
Disway--Disway
Orang Amerika tahu: Kamala jelas bukan wanita penggenap. Ia memang wanita kulit hitam. Ayahnya asal Jamaica hitam. Ibunya dari Chennai, India hitam. Tapi dia jadi orang penting bukan sebagai genap-genap. Dia ikut persaingan bebas sejak tingkat jaksa di tingkat kota. Lalu bersaing bebas untuk menjadi jaksa agung California. Dia jadi jaksa –lalu jadi jaksa agung– bukan karena diangkat atasan. Dia berjuang sendiri lewat prestasi untuk bisa dipilih rakyat. Pun ketika Kamala menjadi anggota DPR: bukan karena dapat rekom partai.
BACA JUGA:Juara Umum Belum Pasti
Boleh dikata simpati pada Kamala justru bertambah-tambah. Inilah yang disebut sebagai masa bulan madu. Inilah masa orang masih senang-senangnya pada Kamala. Orang belum sempat melihat sisi-sisi buruk dari Kamala.
Masa bulan madu itu bisa pendek, bisa panjang. Sependek-pendeknya tetap baik bagi Kamala: Pilpresnya tidak lama lagi. Pilpres itu rasanya masih di masa ketika bulan madu belum berakhir.
Apalagi bulan madu itu seperti dapat tambahan siraman madu Sumbawa. Cawapres yang digandeng Kamala, menambah simpati pada pasangan ini. Kamala memilih Timothy James Walz sebagai cawapres. Ia gubernur Minnesota dua periode. Umur 60 tahun. Dari keluarga guru. Juga dari pedesaan pertanian.
Guru, petani, militer suka pada Walz. Walz adalah ketua veteran. Lihatlah pidatonya. Sangat menggiurkan.
BACA JUGA:Bantu China Rebut Medali Emas
Walz sekaligus mengecoh Trump. Ketika Trump memilih JD Vance sebagai cawapres sebenarnya orang ini dipilih untuk menghantam kelemaham Biden yang sudah renta. Sekaligus menutup kelemahan diri Trump sendiri. Vance berumur 40 tahun.
Ternyata yang dihadapi Trump adalah Kamala. Yang baru berumur 59 tahun. Maka Vance seperti tidak relevan lagi.
Vance pun harus cari kelemahan Walz. Ditemukan. Walz pun diberi gelar yang dianggap memalukan: ''Lelaki Tampon''.
Berhasil?
BACA JUGA:Mata Siswi SMP Buta Setelah Berobat di Bidan
Tidak.
Julukan ''lelaki tampon'' ini akhirnya justru berbalik arah: wanita bertambah lagi simpati pada Kamala-Walz. Di balik julukan ''Lelaki Tampon'' itu memang ada cerita yang menarik.
Saat Walz menjadi gubernur periode pertama ia mengajukan Perda tentang tampon. Meski ditentang fraksi Republik, Perda Tampon itu berhasil disahkan DPRD Minnesota.