Gunung Sumbing Jambi, Begini Keindahan Alam dan Cerita Mistis di Puncaknya!
--
KORANPAGARALAMPOS.COM - Gunung Sumbing di Jambi adalah destinasi pendakian yang menawan namun kurang dikenal dibandingkan dengan Gunung Sumbing di Jawa Tengah.
Dengan ketinggian sekitar 2.507 meter di atas permukaan laut, gunung ini menawarkan pesona alam yang unik dan tantangan tersendiri bagi para pendaki.
Keindahan Alam Gunung Sumbing Jambi
Gunung Sumbing Jambi dikelilingi oleh hutan tropis yang lebat, menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang mengesankan.
BACA JUGA:PWI Kota Pagar Alam Resmi Dilantik
Flora di kawasan ini meliputi berbagai jenis pohon besar, tanaman paku, anggrek liar, dan tumbuhan endemik lainnya. Fauna yang menghuni kawasan ini juga beragam, termasuk burung, serangga, dan mamalia kecil.
Pendaki akan disambut oleh suasana hutan yang hijau dan damai, lengkap dengan suara gemericik air sungai dan kicauan burung.
Di sepanjang jalur pendakian, terdapat air terjun kecil yang menawarkan kesempatan untuk beristirahat dan menikmati keindahan alam.
Puncak Gunung Sumbing menyajikan panorama spektakuler, dengan pemandangan hutan yang luas, lembah yang dalam, dan pegunungan yang berjajar di kejauhan.
BACA JUGA:Tetap Harmonis, Jaga Kondusivitas Pagar Alam Serame
Menyaksikan matahari terbit atau terbenam dari puncak adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Jalur Pendakian dan Tantangan
Pendakian Gunung Sumbing Jambi dapat dimulai dari beberapa desa di sekitarnya, seperti Desa Muara Emat dan Desa Lempur. Masing-masing jalur menawarkan tantangan dan karakteristik yang berbeda.
-
Jalur Muara Emat: Jalur ini merupakan salah satu jalur yang paling sering digunakan. Dimulai dari Desa Muara Emat, jalur ini melewati berbagai pos pendakian yang memberikan tempat untuk beristirahat. Medan yang dilalui bervariasi, mulai dari jalan setapak yang menanjak hingga bagian berbatu. Pendaki perlu mempersiapkan peralatan yang memadai dan bekal yang cukup.
BACA JUGA:Pejabat Publik Harus Jadi Teladan bagi Masyarakat
-
Jalur Lempur: Jalur ini dikenal lebih terjal dan curam dibandingkan dengan Jalur Muara Emat. Pendaki akan melewati hutan lebat, sungai kecil, dan beragam flora dan fauna. Jalur ini cocok bagi mereka yang mencari tantangan ekstra dan petualangan yang lebih intens.