Eksplorasi Gunung Salak: Rute Pendakian yang Wajib Dicoba
--
PAGARALAMPOS.CO - Berikut ini beberapa jalur yyang harus di coba oleh para pendaki.
Jalur Kutajaya (Cimelati)
Jalur Kutajaya, atau dikenal juga sebagai Cimelati, adalah rute pendakian menuju puncak Gunung Salak yang paling pendek dan cepat. Namun, pendaki harus mempersiapkan air bersih dari bawah karena sumber air di sepanjang jalur ini sangat terbatas. Dari Bogor, perjalanan menuju Kutajaya dimulai dengan naik mobil ke arah Sukabumi dan turun di Cicurug atau Cimelati. Di Cicurug, yang merupakan kota kecamatan di Kabupaten Sukabumi, pendaki harus mempersiapkan segala perlengkapan pendakian. Dari pasar Cicurug yang juga merangkap terminal, pendaki dapat menyewa mobil ke Kutajaya dengan tarif sekitar Rp70.000 atau naik ojek dengan tarif sekitar Rp15.000. Kendaraan umum hanya tersedia pada pagi hari dan jumlahnya sangat terbatas.
BACA JUGA:Gunung Padang Indonesia, Benarkah Piramida Tertua di Dunia? Ini Kebenarannya!
Pendakian dimulai dari desa Kutajaya, melewati ladang dan kebun pertanian penduduk. Karena banyaknya percabangan, disarankan untuk melakukan pendakian pada siang hari dan selalu mengikuti punggungan gunung. Tanda-tanda pada setiap pos cukup jelas, tetapi penunjuk arah menuju puncak sangat jarang. Terdapat tali-tali rafia sebagai penunjuk arah. Di sepanjang jalur, tidak ada tempat yang cukup luas dan datar untuk mendirikan tenda. Hanya beberapa pos yang cukup untuk mendirikan satu atau dua tenda kecil. Jalur ini jarang dilewati pendaki sehingga kadang-kadang tertutup rumput dan dedaunan.
BACA JUGA:Penemuan Koin Kuno di Gunung Padang, Menyingkap Tabir Sejarah Ribuan Tahun
Setelah melewati ladang pertanian, jalur mulai melintasi hutan lebat namun tidak terlalu lembab. Akan dijumpai pertigaan dari Kutajaya, air terjun, dan menuju puncak. Jalur terus menanjak melintasi hutan-hutan yang cukup lebat hingga mencapai pos 3. Di pos 4 terdapat percabangan lagi dengan pipa saluran air. Jangan mengikuti pipa saluran air baik yang ke atas (kiri) maupun ke bawah (kanan) dan jangan merusak pipa untuk memperoleh air minum. Setelah pos 4, jalur cukup jelas dan tidak banyak percabangan lagi, memerlukan sekitar 1 jam untuk mencapai pos 5. Jalur semakin menanjak melintasi hutan lebat dengan akar-akar pohon yang harus dilalui. Di sepanjang jalur ini, pemandangan didominasi hutan, tetapi pendaki kadang melihat satwa-satwa seperti aneka jenis burung dan monyet.
BACA JUGA:Penemuan Dolmen di Gunung Padang, Jejak Misterius di Situs Kuno Cianjur
Untuk mencapai pos 6 diperlukan sekitar 1 jam perjalanan. Di pos 6 terdapat tanah datar yang cukup untuk mendirikan satu tenda. Masih diperlukan sekitar 1 jam lagi untuk mencapai puncak Gunung Salak 1 dengan ketinggian 2.211 mdpl, melalui hutan lebat dan tiupan angin yang semakin kencang. Lintasan kadang berupa batu besar sebelum mencapai puncak yang berada di samping makam Mbah Gunung Salak.
BACA JUGA:Para Arkeolog Guncang Dunia dengan Temuan Benda Kuno di Situs Gunung Padang, Apa yang Ditemukan?
Jalur Cidahu
Pendakian Gunung Salak via Cidahu di Sukabumi memerlukan estimasi waktu 7-8 jam perjalanan. Perjalanan dimulai dari Pos Registrasi Cidahu di Resort PTNW Kawah Ratu, Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Dari Pos Registrasi ke gerbang pendakian memerlukan sekitar 30 menit perjalanan, lalu dari gerbang pendakian ke simpang Bahjuri ditempuh dalam 1 jam. Dari simpang Bahjuri menuju area camp HM 24 memerlukan 3 jam perjalanan, dari area camp ke Puncak Bayangan 2,5 jam, dan dari Puncak Bayangan ke Puncak Salak 1 memerlukan 1,5 jam perjalanan. Sumber air terakhir menuju puncak hanya ada di Simpang Bahjuri. Pendaki harus memastikan kondisi kesehatan dan membawa surat keterangan sehat serta wajib melakukan registrasi dan Simaksi.
Jalur Pasir Reungit
Jalur pendakian via Pasir Reungit adalah jalur paling panjang untuk mencapai Puncak Salak I karena harus melingkari Kawah Ratu. Jalur ini memiliki panorama cantik dan dua kawah kecil, Kawah Monyet dan Kawah Anjing, yang menjadi sumber mata air alami saat musim hujan. Untuk mencapai Pasir Reungit, pendaki bisa naik KRL atau bus ke Bogor, lalu melanjutkan perjalanan dengan transportasi umum ke arah Leuwiliang dan turun di simpang Cibatok.
BACA JUGA:Misteri Gunung Padang, Kaitannya Antara Benda Diduga UFO dan Peradaban Kuno? Ini Faktanya!