Menelusuri Jejak Sejarah Puyang Rejang Lebong dan Suku Rejang, Simak Disini Selengkanya!
Menelusuri Jejak Sejarah Puyang Rejang Lebong dan Suku Rejang, Simak Disini Selengkanya!--
Hal ini terjadi setelah Inggris resmi menyerahkan pemerintahan di Bengkulu kepada Belanda pada 6 April 1825.
Lokasi kawasan tempat tinggal masyarakat Suku Rejang yang berada jauh di pedalaman dan dikelilingi bukit barisan membuat wilayah ini hampir tidak pernah mengalami penjajahan sebelumnya.
Namun, Belanda kemudian memaksakan kebijakan monopoli perdagangan dan pajak yang memberatkan masyarakat Suku Rejang.
Hal ini menimbulkan perlawanan dari masyarakat Suku Rejang yang dipimpin oleh Tuwi Kutei, yaitu kepala kutai yang dipilih berdasarkan garis keturunan petulai (kesatuan kekeluargaan masyarakat asli Suku Rejang).
BACA JUGA:Melestarikan Sejarah, Tradisi Kanibal sebagai Bagian dari Identitas Budaya Suku di Papua!
Perlawanan ini berlangsung selama 10 tahun, dari tahun 1860 hingga 1870, dan dikenal sebagai Perang Rejang.
Budaya dan Tradisi Suku Rejang
Suku Rejang memiliki budaya dan tradisi yang kaya dan beragam.
Salah satu budaya yang menarik adalah aksara kaganga, yaitu aksara suku Rejang yang diketahui menjadi salah satu khazanah budaya Indonesia yang tertua di dunia.
BACA JUGA:Melestarikan Sejarah, Tradisi Kanibal sebagai Bagian dari Identitas Budaya Suku di Papua!
Aksara kaganga digunakan untuk berkomunikasi dan bertukar informasi, serta untuk menulis sastra dan sejarah suku Rejang.
Aksara kaganga memiliki 18 huruf konsonan dan 6 huruf vokal, serta beberapa tanda baca dan diakritik.
Aksara kaganga ditulis dari kiri ke kanan, dan biasanya ditulis di atas daun lontar, bambu, atau kertas.
Selain aksara kaganga, suku Rejang juga memiliki seni dan tari yang indah dan menggambarkan kehidupan masyarakatnya.
BACA JUGA:Menghormati Suku Dayak, Penjaga Keindahan Alam dan Budaya Indonesia!