Warung Mbok Yem dan Keanehan Mistis di Gunung Lawu!

Warung Mbok Yem dan Keanehan Mistis di Gunung Lawu!--

KORANPAGARALAMPOS.CO - Di balik pesona alam yang menakjubkan, Indonesia menyimpan banyak gunung yang diselimuti cerita mistis dan legenda.

Salah satu gunung yang memiliki kisah mistis paling kuat adalah Gunung Lawu. Terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, Gunung Lawu dikenal karena pemandangannya yang indah dan kisah-kisah mistis yang melingkupinya.

Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut dan merupakan salah satu gunung tertua di Pulau Jawa. Menurut legenda, Gunung Lawu merupakan tempat keraton ghaib yang dihuni oleh makhluk-makhluk halus.

Salah satu cerita yang paling terkenal adalah mengenai Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, yang dikabarkan moksa (menghilang dengan raganya) di gunung ini.

BACA JUGA: 6 Destinasi Wisata Populer Dan Ramah Anak Di Palembang

Tempat moksa-nya disebut sebagai Hargo Dalem, salah satu dari tiga puncak utama di Gunung Lawu.

Pendakian ke Gunung Lawu sering kali diwarnai dengan berbagai kejadian mistis. Banyak pendaki yang melaporkan mengalami hal-hal aneh, seperti mendengar suara gamelan di tengah malam, melihat penampakan makhluk halus, atau bahkan merasakan adanya 'penjaga' yang mengikuti mereka sepanjang pendakian.

Terdapat juga kisah tentang Warung Mbok Yem, warung tertinggi di Indonesia yang konon dijaga oleh makhluk halus dan mampu menyediakan makanan dengan cepat dan dalam kondisi apapun.

Sebagai gunung yang sakral, pendakian ke Gunung Lawu sering kali melibatkan berbagai ritual.

BACA JUGA: 4 Destinasi Wisata Alam Di Pagar Alam Yang Pas Untuk Liburan Akhir Pekan

Para pendaki biasanya dianjurkan untuk mematuhi larangan-larangan tertentu, seperti tidak berkata kasar, tidak memetik bunga Edelweiss, dan tidak membawa pulang benda apapun dari gunung tersebut.

Hal ini dipercaya untuk menjaga keharmonisan dan menghormati penghuni ghaib gunung.

Salah satu ritual yang sering dilakukan adalah membawa sesajen berupa bunga dan makanan untuk ditempatkan di titik-titik tertentu di gunung.

Ritual ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada penunggu Gunung Lawu dan sebagai upaya untuk meminta izin agar pendakian berjalan lancar dan selamat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan