Belajar dari 'Oliver Stone'
Ilustrasi--Net
Hari ini, kita juga dikejutkan oleh sejenis "Cu Chi" ala Hamas, yang telah memanjangkan durasi pertempuran Israel-Hamas, sejak serangan lintas batas bersandi "Banjir Al Aqsa" 7 Oktober 2023.
BACA JUGA:HDCU Sapa Warga Pagaralam, Empat Lawang dan Lahat
Pertempuran berlarut-larut, sudah sembilan bulan. Klaim Israel telah mengeliminir kekuatan Hamas, tidaklah nyata. Hamas yang membangun "terowongan", diperkirakan sejak 2009, telah mempersulit Israel.
"Bagai Pasukan Hantu. Tiba-tiba muncul di depan mata, di belakang kita". Kata pasukan Israel, suatu ketika. Terowongan yang juga berbentuk "labirin" ini, membuat Hamas dalam unit-unit Kecil, mampu menyergap Pasukan Israel dari jarak 'nol' kilometer.
Meskipun belum terverifikasi, labirin di bawah permukaan Gaza ini, memiliki panjang 500 Kilometer (300 mil), dengan kedalaman hingga 200 'feet'. Kalau Vietnam menyebut lubang perjuangan kemerdekaan dan Unifikasi Vietnam ini sebagai "Cu Chi", maka sebagian publik di Palestina menyebutnya "Metro Gaza".
Bila pertempuran AS-Vietnam menghasilkan tewasnya satu juta rakyat Vietnam (1958-1975), berbanding 56.000 tewas dan 2.000 hilang di pihak AS. Maka, untuk Palestina (Gaza tewas 37.000-an) berbanding Israel 600-an lebih militer, plus 1300-an masyarakat (saat konser di serang Hamas).
BACA JUGA:Timnas U-16 Miliki Dua Striker Jempolan!
Kini, Perang antara Hamas versus Israel belum berakhir. Bahkan sedang bersiap-siap membuka 'front' baru, Israel dengan Hezbollah (Lebanon) di Utara.
Kita tentu berharap semua segera berakhir. Perdamaian pasti terwujud, bila ada kesepakatan duduk di meja perundingan. Tanpa itu, mustahil untuk menghentikan ini semua.
Seorang penyair Uni Soviet, yang pernah dipenjara 15 tahun oleh Rezim otoritarian, Varlam Syalamov pernah menulis. "Betapa cepatnya, orang normal dan baik bisa berubah karena 'stress' dan 'ketidakpastian'.
Dalam tekanan besar, manusia bisa menjadi 'monster' dan 'binatang buas'.
BACA JUGA:Jepang Anggap Indonesia Sebagai Ancaman
Berikan Palestina Kemerdekaan. Berikan Tanah Palestina, ke perbatasan sebelum Perang 1967. Tokoh Politik Hamas, Khaled Meshal pernah berjanji untuk hidup damai berdampingan dengan Israel. Bila itu terwujud, saling bunuh sudah saatnya dihentikan. Semoga.*