Kamu Mudah Panikan? Yuk Simak Inilah 7 Langkah Untuk Mengatasi Reaksi Panik yang Berlebihan
Kamu Mudah Panikan? Yuk Simak Inilah 7 Langkah Untuk Mengatasi Reaksi Panik yang Berlebihan-foto:net-net
BACA JUGA:Banyak Belum Tahu Nih! Inilah 5 Tips Praktis Menghilangkan Hidung Tersumbat dalam Waktu Singkat
Selain aroma lavender, kamu dapat mencoba aroma dari minyak esensial lainnya yang kamu sukai.
3. Temukan tempat yang menenangkan
Situasi sekitar, pemandangan, dan suara sering kali dapat meningkatkan serangan panik. Jika memungkinkan, cobalah mencari tempat yang lebih tenang.
Misalnya meninggalkan ruangan yang sibuk dan bising, atau mencari dinding untuk bersandar. Duduk di tempat yang tenang dapat mempengaruhi kondisi mental,
BACA JUGA:Mau Tetap Segar dan Terjaga, Berikut Inilah 7 Tips Mengatasi Ngantuk di Perjalanan
dan itu akan memudahkan kamu untuk fokus pada pernapasan, dan strategi mengatasi serangan panik lainnya.
4. Fokus pada suatu objek
Ketika kamu merasa kewalahan dengan pikiran, perasaan, atau ingatan yang mengganggu, maka cobalah untuk berkonsentrasi pada suatu objek yang dapat membuat kamu tenang.
Berfokus pada satu stimulus dapat mengurangi stimulus dari sumber panik lainnya. Sebab, saat orang yang panik melihat suatu objek, kepanikannya dapat terdistorsi dengan pikiran tentang objek yang dilihat.
BACA JUGA:Lagi Perjalanan Jauh? Yuk Simak Ini 5 Tips Menghindari Ngantuk Saat Berkendaraan Lama
Misalnya, mengapa objek tersebut tampak seperti itu, siapa yang membuatnya, dan seperti apa bentuknya. Teknik ini dapat membantu mengurangi gejala serangan panik. Cara ini juga sering dikenal sebagai teknik grounding.
5. Mengendalikan Rasa Takut
Dilansir dari NHS, rasa takut yang muncul jangan sampai mengendalikan pikiranmu. Ketika serangan panik datang, kendalikan rasa takut dengan meyakinkan diri bahwa serangan ini akan segera berakhir.
“Serangan panik selalu berlalu dan gejalanya bukan pertanda sesuatu yang berbahaya. Katakan pada diri sendiri bahwa gejala yang dialami disebabkan oleh kecemasan,” kata profesor psikolog klinis Paul Salkovskis dikutip dari NHS.