Tak heran, warga menjuluki gedung itu sebagai gedung setan.
BACA JUGA:Manisnya Tradisi Berbuka di Kampung Kauman, Kolak Srikaya Pencuci Lidah Penuh Kenangan
BACA JUGA:Menyulam Kenangan Rasa di Jantung Solo, Berburu Bubur Samin untuk Berbuka di Masjid Darussalam
“Dulunya, tepat di tempat Masjid Ukhuwwah didirikan, dibangun loge pertama perkumpulan Freemason di Bandung. Sebetulnya gedung ini hanya menjadi tempat diskusi bagi anggota, namun muncul stigma negatif,” papar Gadis Noer Hadianty, Storyteller Bandung.
Dijelaskan oleh Gadis, para orang tua pribumi biasa menggunakan Gedung Setan untuk menakut-nakuti anaknya yang tak mau pulang setelah bermain hingga petang.
Walau sebenarnya banyak kegiatan bermanfaat di gedung ini.
“Sebetulnya kegiatan Freemason ini cenderung bagus, lekat dengan aktivitas sosial dan pendidikan. Para anggota membangun perpustakaan dengan koleksi buku terlengkap di Bandung. Perpustakaan inilah yang dikunjungi ibu Inggit Garnasih untuk menyelundupkan buku-buku ke dalam penjara Soekarno di Banceuy,” terangya.
BACA JUGA:Salah Sasaran! Netizen Serang Akun Dewi Sandra Akibat Kasus Korupsi 271 Triliun Harvei Moeis
BACA JUGA:Puluhan Warga Israel Turun ke Jalan Tuntut Netanyahu untuk Mundur dari Jabatannya
Dalam buku Okultisme di Bandoeng Doeloe yang ditulis M Rydzki Wiryawan menyebut Loji Sint Jain dibangun pada 1896.
Saat peresmian bangunan, gedung ini diharapkan akan menjadi berkat bagi Bandung.
Loji ini juga memberikan kredit ringan kepada masyarakat untuk memerangi rentenir.
Di bidang pendidikan, mereka mendirikan Bandoengsche Schoolvereniging yang berhasil mengadakan 3 sekolah dasar, 3 sekolah menengah, dan Taman Kanak-Kanak.
BACA JUGA:Setelah Berpisah Selama 17 Tahun, Akhirnya Ibu dan Anak Bertemu Kembali
BACA JUGA:Mohamed Salah Makin Menakutkan di Liverpool, Mengejar Rekor 2 Legenda yang Langsung Dipecahkannya
Tak hanya itu, perkumpulan Freemason Hindia Belanda juga merupakan penyokong pendirian lembaga orang buta di Bandung.