"Prancis telah menolak buat memberikan jeda dalam pertandingan untuk berbuka puasa, tidak seperti liga semodel Premier League," ucap Ba.
"Mereka (liga) ingin melarang mereka (pemain) untuk menjadi seorang Muslim," ujarnya
"Suka atau tidak, itu adalah bagian identitas kami yang mencoba dihapus," imbuh sosok yang terkenal karena mencetak gol setelah Steven Gerrard terpeleset di laga Chelsea vs Liverpool hingga ikut menggagalkan asa The Reds juara Liga Inggris 2013-2014.
BACA JUGA:Kemenangan Comeback Timnas Argentina atas Kosta Rika, Angel Di Maria Lewat Gol Tendangan Bebas
Sebelumnya kontroversi juga melibatkan pencoretan pemain muda Lyon, Mahamadou Diawara.
Ia disisihkan dari skuad timnas U-19 Prancis pada kamp latihan bulan ini.
Alasannya, federasi mewajibkan para pemain agar tidak berpuasa jika sedang membela tim nasional.
Sebagai seorang Muslim, Diawara menolak larangan untuk tidak berpuasa sehingga tanpa konfirmasi lebih lanjut, namanya menghilang dari daftar serta dipulangkan ke Lyon.
BACA JUGA:16 Pemain Potensial Timnas Indonesia yang Dapat Dibawa Shin Tae-yong ke Piala Asia U-23 2024
Adapun di level timnas senior, federasi juga pernah menyarankan pemain Muslim yang memperkuat Les Bleus agar tidak berpuasa saat melakoni Kualifikasi Euro 2024.
FFF menanggapi kritik dan tudingan yang menyebut federasi telah melakukan diskriminasi ataupun intoleransi.
Presiden FFF, Philippe Diallo, membantah pihaknya menyudutkan suatu agama.
Dalam opininya, justru dengan menyeragamkan aturan, hal ini menunjukkan sikap federasi untuk tidak memihak kelompok tertentu.
"Tiada seorang pun dalam federasi, dimulai dari saya, melarang siapa pun untuk berpuasa," kata Diallo.
"Saya tak bisa menerima dibilang bahwa FFF melakukan diskriminasi untuk alasan keagamaan."