Ajaibnya, uang terus mengalir hingga pada titik dimana pengerjaan konstruksi dimulai hanya dengan dana 12,000 USD, dan tidak ada yang menghambat.
Begitu pembangunan dimulai, uang tidak menjadi masalah.
Setiap kali uang dibutuhkan untuk pembangunan, uang tersebut selalu tersedia untuk digunakan.
Uang tersebut tetap mengalir dari para dermawan dari berbagai ras, agama dan kebangsaan.
Total biaya pembangunan gereja ialah 4 miliar Rupiah (500.000 USD) yang sangat rendah mengingat besarnya ukuran bangunan dan 60% dana berasal dari donator Indonesia, 10% dari India, Malaysia dan Singapura dan 30% datang dari satu keluarga Cina di Singapura (Philip Tong Guan Beng & Grace Tong-Lam Chi Lian). Ketika pembangunan selesai, uangpun berhenti.*