Menggali Sejarah Suku Maya yang Hilang

Kamis 21 Mar 2024 - 13:35 WIB
Reporter : dwi
Editor : dwi

Yaitu masa ketika bangsa Maya membangun monumen-monumen besar dengan ukiran yang memuat tanggal-tanggal dari kalender Hitungan Panjang.

BACA JUGA:Pelatih Timnas Vietnam Philippe Troussier, Bila Bisa Memilih Ingin Takefusa Kubo Berseragam Timnas Vietnam

BACA JUGA:Tersembunyi di Balik Kabut, 8 Fakta Menarik dan Unik Tentang Indramayu yang Membuat Anda ingin Mengunjunginya

Pada masa ini, berbagai negara metropolitan bermunculan, dihubungkan oleh jaringan perdagangan yang kompleks.

Ada dua kota besar di dataran rendah Maya yang menjadi musuh bebuyutan: Tikal dan Calakmul.

Selama periode Klasik, kota Teotihuacan di Meksiko tengah juga ikut campur  dalam politik dinasti  peradaban Maya.

Namun, pada abad ke-9, terjadi  keruntuhan peradaban Maya Klasik,  kota-kota Maya  ditinggalkan dan penduduknya berpindah ke  utara.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Budaya Suku Batak

BACA JUGA:Manchester United, Bisa Ditinggal di Masa Depan Winger Muda Alejandro Garnacho

Kemudian, pada periode Pascaklasik, kota utara Chichen Itza mengalami kebangkitan, dan kerajaan Kiché di dataran tinggi Guatemala juga  memperluas wilayahnya.

Kekaisaran Spanyol menjajah Mesoamerika pada abad ke-16,  dan setelah  penaklukan yang lama, Nojipetén, kota Maya terakhir, jatuh ke tangan Spanyol pada tahun 1697.

Pada zaman Klasik, kekuasaan ada di tangan raja-raja yang memerintah di negara kotanya masing-masing dengan konsep "raja dewata" yang bertindak sebagai penengah antara dunia nyata dengan dunia gaib.

Jabatan raja diturunkan secara patrilineal kepada anak laki-laki sulung.

BACA JUGA: Hadapi 2 Lawan Tanpa Lionel Messi, Timnas Argentina di FIFA Matchday

BACA JUGA:Petualangan Ramadhan, 6 Rekomendasi Tempat Ngabuburit Terpopuler dan Seru di Indramayu yang Memikat Hati

Calon raja diharapkan menjadi seorang pemimpin perang yang andal.

Kategori :