Airbag Pelita

Minggu 17 Mar 2024 - 20:10 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

BACA JUGA:Adakan Lomba Hafalan – Salurkan Santunan Kepada Kaum Duafa

Caranya: menara akan meminta bantuan TNI-AU untuk melacak keberadaan Batik Air itu: dengan pesawat tempur kecepatan tinggi. Pesawat tempur itu akan bermanuver di dekat Batik Air tersebut –dengan suaranya yang menggelegar.

Sebelum itu dilakukan ternyata pilot sudah terbangun. Rupanya auto-bangun di otak pilot juga berfungsi: bisa bangun sebelum 30 menit.

Saya juga tenang saja di tengah guncangan cuaca buruk. Saya percaya pada ilmu pengetahuan. Pada teknologi pesawat. Juga pada prosedur tesnya: sebelum pesawat diizinkan beroperasi pasti sudah dicoba terbang di cuaca yang terburuk yang pernah ada.

Tentu tesnya di komputer. Tapi itu sudah cukup –terutama bagi yang percaya ilmu sebagai anugerah Tuhan.

BACA JUGA:Meresahkan, Ganggu Ketertiban dan Keamanan Masyarakat

Belakangan memang terjadi beberapa musibah beruntun di udara. Januari lalu pintu pesawat lepas begitu saja. Jatuh ke bumi. Posisi pesawat lagi terbang tinggi di atas kota Portland, California.

Berita baiknya: tidak ada penumpang yang terlempar keluar. Padahal udara luar pasti menyedot dalamnya pesawat dengan sedotan sangat kuat.

Hebat. Berarti semua penumpang begitu disiplin: mengenakan sabuk pengaman. Hanya dengan itu penumpang tidak terlempar: sabuk pengaman.

Minggu ini ada kejadian lain: pesawat 787 mendadak ''jatuh'' dari puncak ketinggiannya. Pesawat dari Sidney ke Selandia Baru. Tersentak ke bawah. Begitu banyak yang terluka: 50 orang –12 di antaranya harus masuk rumah sakit. Mereka terlempar dari kursi. Membentur kursi lain. Membentur langit-langit pesawat.

BACA JUGA:Operasi Pekat: Tetap Kedepankan Pendekatan Persuasif

Penyebabnya satu: mereka tidak mau tetap pakai sabuk pengaman.

Sudah lama saya disiplin pakai sabuk pengaman. Yakni sejak ada kejadian pesawat di Jepang yang mendadak ''jatuh'' dari puncak ketinggiannya. Juga Boeing 787. ''Jatuh''-nya sangat dalam: 5.000 kaki. 

Pesawat ternyata sudah didesain anti turbulensi. Terjatuh dari ketinggian sedalam itu pun bisa seimbang lagi di ketinggian tertentu.

Tidak satu pun yang meninggal. Hanya satu yang cedera: kepala membentur plafon pesawat. Berarti hanya satu orang itu yang tidak mau pakai sabuk pengaman.

BACA JUGA:Menjadi Identitas Negara! Begini Jejak Sejarah Batik di Indonesia

Kategori :

Terkait

Kamis 26 Sep 2024 - 21:05 WIB

Ambeien Bukan

Kamis 26 Sep 2024 - 21:02 WIB

Usut Kasus Korupsi di Malut

Kamis 26 Sep 2024 - 20:46 WIB

Dasa Wisma Ujung Tombak Program PKK