Inter Milan dikritik karena tidak belajar dari kesalahan.
Martinez menjadi sorotan pertama karena pemilihan dirinya sebagai eksekutor kunci bertolak belakang dengan rapor buruknya soal tendangan penalti.
Benar Martinez pernah menentukan kelolosan Argentina ke semifinal Piala Dunia 2022 berkat tendangan penentunya pada babak tos-tosan lawan Belanda.
Namun, fakta banyaknya kegagalan dia cetak gol dari titik putih semestinya jadi pertimbangan.
BACA JUGA:Mikel Arteta, Butuh Bantuan 1 Pihak demi Lolos ke 8 Besar Liga Champions
Transfermarkt mencatat Martinez 8 kali gagal membobol gawang musuh dari total 23 eksekusi sejak 2016-2017.
Dengan kata lain, tingkat kegagalannya mencapai 35 persen.
Secara mudah bisa diumpamakan rata-rata ada satu dari setiap tiga kali tembakannya yang gagal menghasilkan gol dari situasi ini.
Wajar apabila tugas utama mengambil penalti di Inter Milan kini jadi milik Hakan Calhanoglu.
BACA JUGA:Liga Champions - Penantian 4 Tahun Berakhir, Barcelona Berhasil Lolos ke Babak Perempat Final
Gelandang Turki tersebut memiliki rasio kegagalan yang minim, yakni 10 persen saja dari total 40 kali tembakannya.
Selain eror dari Martinez, kebiasaan Inter membuang-buang peluang emas menjadi faktor penting yang menyingkirkan mereka dari Liga Champions.
Hal ini bahkan terjadi sejak pertemuan pertama melawan Atletico.
Inter dianggap seharusnya bisa menang besar sampai 3-0 kalau mereka, khususnya Marko Arnautovic, tidak menyia-nyiakan kesempatan emas cetak gol.
BACA JUGA:Hasil Liga Italia - Inter Milan Dapat Kado Manis di Ultah ke-116, Tekuk Bologna 1-0
Di markas Atletico, giliran kegagalan fatal dari dua peluang dobel Denzel Dumfries, serta kans Nicolo Barella, Marcus Thuram, hingga tandukan Martinez yang berkontribusi atas kekalahan mereka.