Simbolisme dan Filosofi, Mendalami Kearifan Lokal dalam Ritual Tiwah Suku Dayak

Minggu 03 Mar 2024 - 05:51 WIB
Reporter : Reri Alfian
Editor : Reri Alfian

Ritual Tiwah adalah perayaan yang berlangsung selama berhari-hari. Dimulai dengan prosesi pemindahan jasad ke tempat pemakaman yang disebut "liang," kemudian diikuti dengan berbagai upacara seperti ngulit semayam (mengelupas kulit kayu) dan menyalakan lilin.

Simbolisme dan Kearifan Lokal

Setiap tahapan dalam Ritual Tiwah dipenuhi dengan simbolisme yang kaya. 

Misalnya, ngulit semayam adalah simbol pembebasan roh dari ikatan duniawi. 

BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga, Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

Begitu juga dengan penggunaan lilin yang melambangkan cahaya yang membawa roh ke alam lain.

Pentingnya Solidaritas dan Gotong Royong

Ritual Tiwah juga menjadi momentum bagi Suku Dayak untuk memperkuat solidaritas dan gotong royong di antara anggota komunitasnya. 

Selama pelaksanaan, semua anggota suku terlibat aktif dalam membantu proses persiapan dan pelaksanaan, menunjukkan kebersamaan yang kuat.

BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga, Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

Pelestarian dan Tantangan

Meskipun Ritual Tiwah dijalankan secara turun temurun, tantangan modern seperti urbanisasi dan perubahan budaya membawa tantangan tersendiri bagi pelestariannya. 

Namun, kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya ini semakin menguat, dengan upaya-upaya untuk mempertahankan keaslian dan relevansinya dalam konteks zaman sekarang.

Ritual Tiwah adalah salah satu dari banyak contoh kekayaan budaya Indonesia yang patut diapresiasi. 

BACA JUGA:Yuk Jelajahi, 8 Destinasi Wisata di Qatar yang Terpopuler di Kalangan Wisatawan Lokal hingga Mancanegara!

Selain sebagai perayaan kematian, Tiwah mengajarkan banyak nilai-nilai tentang persatuan, spiritualitas, dan kearifan lokal yang patut diperhatikan oleh masyarakat luas. 

Kategori :