Kondisi badannya menurun tapi tetap masuk kantor di Memorandum. Pun di masa Covid-19.
Begitu terkena Covid, Yoseb masuk rumah sakit. Diperiksa. menyeluruh. Dari hasil pemeriksaan Covid itulah Nuri tahu kalau suaminyi ternyata gagal ginjal. Harus cuci darah. Seminggu sekali.
Setelah dua tahun cuci darah Yoseb tahu ada fasilitas baru cuci darah: CAPD. Cuci darahnya bisa dilakukan sendiri di rumah.
Ada beberapa prosedur untuk bisa CAPD. Istri dan anak Yoseb harus kursus CAPD. Selama satu bulan. Yoseb ikut kursus. Selama bisa Yoseb akan melakukannya sendiri.
BACA JUGA:Yuk Cobain! Ini Dia Jelajahi 5 Keberagaman Kuliner Kediri dari Gurih Hingga Manis
Setelah mereka lulus dari kursus CAPD barulah bagian kiri perut Yoseb dilubangi. Dipasangi selang. Yakni untuk memasukkan cairan ''pencuci'' darah: 2000ml. Dua liter.
Cairan pencuci itu dimasukkan selang. Seperti infus. Lalu cairan warna kuning keluar lewat selang di perut ini. Jumlah cairan yang keluar harus di atas 2000ml.
Yoseb melakukan sendiri cuci darahnya: empat kali sehari. Masing-masing sekitar 30 menit.
Pekan lalu ketika lagi bersama istri dan anak sulung duduk-dusuk di ruang tamu, Yoseb mengeluh. Sesak. Lemas. Terkulai.
Itu jam 08.00 tanggal 23 Januari lalu. Nuri dan si sulung menggotongnya ke rumah sakit. Anak keduanya sudah menikah dan tinggal di kota lain.
Rumah sakit terdekat tidak punya fasilitas cuci darah. Padahal jadwal cuci darah jam 09.00 sudah lewat beberapa jam. Malam itu Yoseb dipindah ke RSUD Sidoarjo. Masuk ICU. Racun dalam darahnya sudah meracuni otak.
Tiga hari kemudian Yoseb meninggal. Memuliakan Nabi Muhammad ternyata harus hati-hati. Tidak perlu menyalahkan pencipta keyboard mengapa menempatkan huruf N di sebelah huruf B. (*)