Setelah Indonesia merdeka dan Jepang meninggalkan wilayahnya, Sumur Jodoh beralih menjadi tempat umum yang digunakan warga setempat.
Salah satu aktivitas paling terkenal di sini adalah mandi. Penduduk sekitar, khususnya pemuda dan gadis, sering mengunjungi sumur ini untuk mandi atau sekadar merasakan kesegaran air yang mengalir.
Keistimewaan Sumur Jodoh terletak pada legenda yang berkembang di kalangan masyarakat.
Mereka menyebutnya Sumur Jodoh karena, menurut mitos, banyak pasangan muda yang bertemu dan menjalin cinta di lokasi ini.
BACA JUGA:Pakaian Adat Sumatera Barat: Keindahan dan Filosofi di Balik Busana Minangkabau
Diceritakan bahwa pertemuan di Sumur Jodoh diyakini membawa keberuntungan dalam urusan cinta, bahkan menjadi simbol dari jodoh yang Bertemu secara tak terduga.
Sumur ini menjadi tempat yang sering dilalui oleh pemuda untuk bertemu gadis-gadis dari desa lain, menjadikannya semacam "tempat hangout" sosial pada masa itu.
Hal inilah yang menjadikan sebutan Sumur Jodoh tetap melekat hingga kini.
Mandi Safar: Tradisi Keturunan Raja dan Bangsawan
BACA JUGA:Cek Disini Harga Vespa Matic? Daftar Harga Terbaru 2025 Jangan Sampai Ketinggalan
Selain kisah-kisah cinta, Sumur Jodoh juga berkaitan dengan tradisi yang dijalankan oleh keturunan raja dan golongan bangsawan setempat.
Salah satu tradisi yang dilakukan di sini adalah Mandi Safar, sebuah upacara mandi yang diadakan selama bulan Safar menurut kalender Hijriah.
Ritual ini dipercaya dapat membersihkan diri dari berbagai penyakit atau bencana, serta memberikan berkah bagi siapa saja yang melaksanakannya.
Para keturunan dari raja dan bangsawan menjadikan Sumur Jodoh sebagai lokasi untuk mengadakan upacara ini.
BACA JUGA:Jangan Sampai Tidak Tau! Pakaian Adat Jawa Tengah Jenis, Makna, Filosofi, dan Penjelasannya Disini
Mandi Safar menjadi salah satu metode untuk menjaga kebersihan fisik dan jiwa, serta memperkuat hubungan antara manusia dengan alam dan Sang Pencipta.