Solek Cleopatra

Sabtu 22 Feb 2025 - 13:38 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

Oleh: Dahlan Iskan

Ruteng dan Bajawa mengubah pikiran saya tentang Flores. Addis Ababa mengubah kesan saya tentang Afrika.

Dulu, sebelum ke Ruteng dan Bajawa, Flores itu gersang. Tandus. Panas. Kerontang. Ternyata belahan baratnya seindah Bali. Bahkan lebih sejuk.

Pun ketika mendarat di Addis Ababa Kamis pagi lalu. Betapa sejuknya. Ini bukan Afrika yang hidup di pikiran saya. Ini Ruteng tahun 2075. Sejuknya seperti Ruteng dan Bajawa di setiap bulan Juli. Majunya seperti Ruteng di tahun itu tadi.

Bandara internasional Addis Ababa nyaris di tengah kota. Saya bersyukur mendarat di Addis Ababa tahun ini. Bukan 20 tahun lagi. Saya bisa melihat awal kebangkitan Ethiopia.

BACA JUGA:Hidangan Street Food Halal di Yogyakarta yang Cocok untuk Wisata Kuliner Keluarga, Rasanya Juara!

Harusnya saya ke sini lima atau 10 tahun lalu. Agar kelak bisa bercerita perkembangan Ethiopia sejak dari sangat miskin.

Sekarang ini saya tidak bisa bercerita bagaimana miskinnya Ethiopia 10 tahun lalu –saat Pak Jokowi baru jadi presiden Indonesia. Maka sangat berbeda cerita saya tentang Ethiopia dibanding tentang Tiongkok.

Saya sudah ke Tiongkok di tahun 1986. Ketika masih sangat miskin. Belum tentu ada satu mobil lewat di Beijing setelah Anda berdiri lima menit di pinggir jalan. Juga masih amat kotor. Masih ada boiler dan tumpukan batu bara di halaman hotel kumuh.

Tapi saat itu saya sudah mulai melihat banyak '"salon kecantikan'' menjamur di sepanjang trotoar pinggir jalan. Para ''pengusaha salon'' itu hanya bermodal baskom, air di ember, dingklik pendek, dan sampo. Wanita-wanita muda duduk di dingklik itu. Cuci rambut. Creambath. Di trotoar.

BACA JUGA: Menikmati Kelezatan Kuliner Khas Bali Yang Menggugah Selera!

Sejak itu saya sering ke Tiongkok. Saya saksikan cepatnya pembangunan di sana. Sampai sekarang. Ketika salon-salon kelas dunia menggantikan baskom di pinggir jalan itu.

Saya mendarat di Addis Ababa ketika ibu kota Ethiopia ini sudah giat-giatnya bersolek. Trotoarnya dibuat lebar-lebar. Hampir tidak ada lagi gedung lama yang jelek. Pencakar langit bertumbuhan. Taman-taman kota dibangun. Lampu penerangan gemerlapan –tarif listrik memang murah di sini.

Pokoknya Addis Ababa bukan seperti Afrika yang kita kenal. Saya minta diputarkan kota sebanyak-banyaknya. Jangan-jangan ada kekumuhan di balik gedung-gedung baru itu. Tidak ada. Tidak ada lagi kampung lama yang penuh rumah petak milik orang miskin. Kampung-kampung di balik gedung-gedung baru itu juga sudah tertata.

Apakah ada China Town di Addis Ababa?

Kategori :

Terkait

Senin 03 Mar 2025 - 21:21 WIB

Pertahankan Identitas Bangsa

Senin 03 Mar 2025 - 21:19 WIB

Wujudkan Pelayanan Kesehatan Lebih Baik

Senin 03 Mar 2025 - 21:13 WIB

Pertamax Oplos