Saya tak ingin mengatakan, banyak publik yang "marah", kesal, atau bingung. Mengapa STY harus diganti? Senyatanya STY mampu membawa Timnas Indonesia menang 2-0 terhadap rangking FIFA 59 (Arab Saudi) di "matchday" ke-6, November lalu.
Melihat "kecerdasan emosional" STY, publik pasti teringat dengan "coach" Wiel Coerver (Belanda), atau Tonny Pogacnick (Yugoslavia). Di masa kepelatihan mereka, Timnas Indonesia memiliki karakter bermain mumpuni dan disegani.
BACA JUGA:Waka Polres Tegaskan Pentingnya Sikap Humanis
Suksesi dan merasa kehilangan, di tengah kecintaan publik terhadap STY, tidak boleh berlarut-larut. Keberanian PSSI menyudahi STY, meski kontraknya hingga 2027. Sejatinya dilihat publik, karena ada hal yang tak lazim.
STY dianggap telah mampu menyihir "audiance" dan komunitas sepak bola Indonesia. Saat "matchday" ke-5, di mana Indonesia dijungkalkan Jepang 0-4. Nyaris tak ada penonton beranjak, mereka tetap meng-elu-elukan para pemain. Membesarkan hati. Ini pasti dianggap aneh. Kalah, tapi tetap "disayang"!
Sehingga di "matchday" ke-6, STY membalas "budi" penonton, dengan mengalahkan Arab Saudi 2-0. Yang juga unik, dalam sejumlah laga. Penonton meneriakan yel yel "Shin Tae Yong"..."Shin Tae Yong"..."Shin Tae Yong". Mungkin ini peristiwa langka. Lazimnya yel..yel..untuk pemain.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir, secara gamblang menyebutkan. Penggantian pelatih, semata-mata karena kebutuhan organisasi. Timnas membutuhkan pemimpin yang bisa mengimplementasikan strategi yang sudah disepakati dengan pemain. Serta mampu berkomunikasi dengan lebih baik.
BACA JUGA:SD Negeri 13 Pagaralam Awali Tahun 2025 dengan Semangat Baru
Selama lima hari Ketua Umum PSSI Erick Thohir mewawancarai para kandidat pengganti STY di Eropa (Desember lalu). Semua meng-'amini', dan sepakat dengan target Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Tentu, penggantian Shin Tae Yong, bukanlah eksperimen. Seperti eksperimen pelatih kenamaan Arab Saudi (Roberto Mancini), oleh Herve Renard. Penggantian ini tidak menolong Arab Saudi, untuk mengalahkan Indonesia.
Keputusan telah diambil. Shin Tae Yong pasti diganti! Yang masih belum pasti, siapa calon pengganti pelatih berusia 54 tahun ini? Louis Van Gaal, Patrick Kluivert, atau Marco Van Basten?
Atau, ada nama lain di luar itu. Misalnya, sejumlah pelatih Eropa yang saat ini tengah "un-employment": Giovanni Van Bronckhotst (Belanda), Erik ten Hag (Belanda), Joachim Low (Jerman), Roberto Mancini (Italia), Rafael Benitez (Spanyol), Massimiliano Allegri (Italia). Teka teki?.
BACA JUGA:Komitmen Berikan Pendidikan yang Berkualitas
Masih ada waktu 2,5 bulan bagi Jay Idzes-Calvin Verdonk-Sandy Walsh-Marselino Ferdinan dkk. Untuk mempersiapkan diri bersama pelatih baru, menghadapi empat "matchday" terakhir kualifikasi Piala Dunia.
Mari menengadah ke masa lalu, untuk melihat ke masa depan. Mari memandang "coach" Shin Tae Yong, untuk melihat: Patrick Kluivert-Marco Van Basten-Louis Van Gaal. Apakah perubahan ini akan membawa kemenangan di sisa "matchday" kualifikasi Piala Dunia 2026? Semua punya konsekwensi!
Dalam karya epiknya "War and Peace". Sastrawan Rusia Leo Tolstoy (1828-1910) mengingatkan: "Yang terkuat dari semua pejuang adalah, 'waktu' dan kesabaran".