Cinta Sarabi dan Khianat Taka

Rabu 25 Dec 2024 - 20:38 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Almi

Sutradara Barry Jenkins mengemas "Mufasa: The Lion King", begitu apik. Film berdurasi hampir dua jam ini, memperlihatkan karakter kuat Mufasa, bahkan sejak rilis pertama (1994), lima tahun lalu.

BACA JUGA:Tuding Singapura Ambil Keputusan Aneh

Sosok Raja Hutan  kharismatik, ditonjolkan Jenkins, sekalipun dalam "flashback". Kelincahan dan daya survival, saat menantang bahaya adalah bakat kepemimpinan Mufasa sebagai raja kelak.

Alur cerita  ("screenplay")  Jeff Nathanson sangat mengalir. Film sekuel Mufasa: The Lion King yang pertama kali tayang 2019, sangat layak ditonton sebagai tontonan fiksi bermutu. Meraup USD 1,65 milyar, The Lion King (2019) menjadi film animasi terlaris dan "Box Office".

Berlatar Gunung tertinggi di Afrika (Tanzania), Kilimanjaro (5895 meter), sekuel The Lion King begitu memanjakan mata penonton. Film animasi dengan spesial efek yang aduhai, pokoknya sangat menghibur.

Efek khusus film Mufasa: The Lion King, dibuat dengan memakai teknologi "virtual reality" (VR), motion picture, dan simulcam. Sehingga singa-singa animasi, akan terlihat seperti riil Singa.

Film animasi 3D dari Walt Disney ini, layak ditonton. Saya nggak mau cerita komprehensif. Takut, Anda nggak jadi nonton...he..he...selamat menyaksikan. (Sabpri Piliang)

Kategori :

Terkait

Kamis 26 Dec 2024 - 20:45 WIB

Belasan Ribu Napi Dapat Remisi

Kamis 26 Dec 2024 - 20:43 WIB

Disdukcapil Umumkan 2 Hari Layanan Tutup

Kamis 26 Dec 2024 - 20:41 WIB

Dorong Kerukunan Umat Beragama

Kamis 26 Dec 2024 - 20:40 WIB

Harga Sayur Mayur Stabil Jelang Nataru

Kamis 26 Dec 2024 - 20:37 WIB

Lukisan Aktivis