BACA JUGA:Taklukan Barca, ATM Puncaki Klasemen
"Bisa laku" itulah kuncinya.
Kalau tidak bisa laku pabrik itu akan kembali sulit. Untuk bisa laku itu Anda harus menghadapi dua kenyataan: bersaing dengan produk Tiongkok --apalagi kalau banyak yang selundupan.
Anda juga harus bisa meyakinkan pemerintah agar mau berpihak pada produksi dalam negeri.
Jadi kalau Anda tidak punya latar belakang bisnis tekstil apakah Anda akan nekat ikut lelang.
BACA JUGA:Waspada DBD, Tetap Jaga Kesehatan
Ada juga orang yang ikut lelang dengan niat semata agar bisa menang. Setelah menang akan dijual lagi. Atau, sebelum ikut lelang pun sudah tahu siapa yang menyuruh ikut lelang.
Bisakah salah satu kreditor saja yang ikut lelang?
Boleh. Dari daftar kreditor Sritex saya melihat ada satu yang punya latar belakang tekstil: IndoBharat. Perusahaan India itu. Yang mempailitkan Sritex itu sendiri.
Memang IndoBharat hanya produsen bahan baku tekstil. Rayon. Bahan baku sintetis. Kalau sampai Indo Bharat yang kelak terpilih menjadi pemilik baru Sritex maka ini ibarat kambing makan kerbau. Atau celeng makan banteng.
BACA JUGA:Tanamkan Kepedulian Terhadap Kebersihan Lingkungan
Mungkin IndoBharat, di mata Sritex, hanya seukuran celeng. Tidak mungkin bisa makan banteng.
Jangan salah. Ia celeng yang punya induk puluhan celeng gemuk di India sana.
Kalau itu sampai terjadi yang patut disesalkan satu: kok perusahaan nasional itu jadi perusahaan asing. Seolah kita tidak bisa membela dan membina perusahaan nasional.
Bagi 30.000 karyawan status nasional atau asing tidaklah penting. Asal tidak pusing. Yang penting pabrik itu hidup lagi. Siapa tahu India dan Tiongkok bisa bersaing produk secara keras di Wonogiri.
BACA JUGA:Suzuki XL7 2025 Menjadi Teman Setia Perjalanan Keluarga Anda, Ini Keistimewaannya!