Resonansi Turki Cemaskan Teluk

Sabtu 21 Dec 2024 - 17:05 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

GEOPOLITIK TIMUR TENGAH

OLEH:Sabpri Piliang

WARTAWAN SENIOR

"Zaghareet!". Teriakan melengking para wanita, disertai pelukan penduduk Kota Homs (Suriah), kepada para pejuang Hayat Tahrir Al-Sham (HTS).

Penduduk begitu antusias."Kami tahu, senjata itu tidak diarahkan kepada Kami". "Zaghareet" dalam bahasa "slank"  Suriah, kira-kira  bermakna "kebebasan telah datang".

Hari itu. Hanya sekitar 163 kilometer lagi, HTS sampai di Ibukota Damaskus. Melewati Aleppo-Damaskus Highway (tol), pejuang dukungan rakyat Suriah ini,  berhasil mengusir rezim "berdarah". Bashar Al-Assad.

Telah lahir "broker", telah lahir pialang, dan telah datang "Purnama" baru bagi rezim, dan rakyat Suriah. Turki yang sejak "Arab Spring" (2011), mempersiapkan pemberontakan rakyat Suriah. Tiga belas tahun kemudian terwujud.

BACA JUGA:Sritex Akhir

Keberhasilan Pasukan HTS pimpinan Ahmed Al-Sharaa,  memperlicin terciptanya poros baru Turki. Kemudian memutus koridor darat Iran ke Lebanon. Sekaligus menancapkan kuku "proxy"nya, dari Afrika Utara hingga Kaukasus.

Turki akan mengembalikan kisah sukses Turki Ustmani beberapa abad lalu lewat Suriah. Peran Iran di Suriah, pun  juga "gradually" Lebanon, bakal beralih ke tangan Turki.

Saya memperkirakan, Turki di bawah Tayyip Erdogan akan menjadi pemain penting di masa datang. Stabilitas Suriah, atas "back up"nya Turki, memunculkan rasa segan pada AS dan Israel. Walau diyakini, masalah Dataran Tinggi Golan (milik Suriah), akan dikesampingkan terlebih dahulu.

Bagi Suriah saat ini, terbentuk Pemerintahan baru dulu. Lalu atas garansi Turki, Pemerintahan Ahmed Al-Sharaa bisa diakui oleh AS dan dunia Internasional. Yang hampir "fixed", saya bisa memastikan. Peran Iran di Suriah, telah berakhir. Bahkan, juga perannya di Lebanon.

BACA JUGA:Menjelajahi Labuan Bajo, Surga Tersembunyi Indonesia di NTT

Sebagai "pialang" kekuasaan di Afrika Utara (tetangga Suriah), Turki sebelum ini telah menancapkan pengaruhnya di Libya. Negeri yang sempat bergolak pasca-Arab Spring, perlahan stabil. 

Turki berhasil mengamankan pengaruhnya dengan dukungan pengakuan terhadap Pemerintahan baru Libya. Turki yang pragmatis terhadap aliansi NATO, di mana bersama-sama AS-Uni Eropa, Turki menjadi anggotanya. Bagai "buah simalakama" bagi AS-Israel.

Kategori :

Terkait

Sabtu 21 Dec 2024 - 17:08 WIB

Harga Kebutuhan Pokok Stabil

Sabtu 21 Dec 2024 - 17:06 WIB

Terapkan Sistem Penginputan Data

Sabtu 21 Dec 2024 - 17:05 WIB

Resonansi Turki Cemaskan Teluk