Selama Perang Dunia II, Hashima diduga menjadi lokasi kerja paksa bagi tahanan perang dan buruh dari Korea serta Tiongkok.
Banyak dari mereka dipaksa bekerja dalam kondisi yang sangat keras dan berbahaya di tambang batu bara bawah laut, tanpa perlindungan yang memadai.
Kisah-kisah ini menambah lapisan kelam pada misteri Hashima, membuatnya tidak hanya menjadi tempat yang menarik bagi sejarawan, tetapi juga bagi mereka yang ingin memahami sisi gelap dari modernisasi Jepang.
Kini, Hashima menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian turis dari seluruh dunia, meskipun hanya sebagian kecil dari pulau ini yang dapat diakses.
BACA JUGA:Jejak Kehancuran dan Misteri Kerajaan Tambora yang Terkubur Abu, Mitos atau Fakta Guys?
Pulau ini juga menjadi latar dalam berbagai karya populer, mulai dari film dokumenter, buku, hingga film James Bond "Skyfall," yang semakin mempertegas citranya sebagai pulau yang penuh misteri.
Tapi meskipun populer, Hashima tetap menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap. Apa yang sebenarnya terjadi di tambang bawah lautnya? Berapa banyak nyawa yang melayang di sana?
Dan apakah ada sesuatu yang lebih dari sekadar reruntuhan yang terlihat oleh mata?
Misteri Hashima adalah cerminan dari perpaduan antara keindahan dan kesuraman, kemajuan dan kehancuran, harapan dan tragedi.
Pulau ini mengundang siapa saja untuk menyelami lebih dalam jejak-jejak sejarahnya, untuk mencoba memahami kisah yang masih terpendam di tengah debu dan bayang-bayang.
Di setiap sudut Hashima, ada cerita yang menunggu untuk diceritakan, sebuah puzzle yang memanggil para penjelajah dan pencari kebenaran.
Hashima bukan hanya pulau terlantar; ia adalah saksi dari perjalanan waktu, menyimpan misteri yang mungkin tidak akan pernah sepenuhnya terungkap.